Peristiwa

Viral, Video Deklarasi Sistem Khilafah di Ponpes Bangkalan

×

Viral, Video Deklarasi Sistem Khilafah di Ponpes Bangkalan

Sebarkan artikel ini
Viral, Video Deklarasi Sistem Khilafah di Ponpes Bangkalan
Suasana Deklarasi Khilafah di kediaman KH Moh Toha Holili, Pengasuh Ponpes Al Muntaha, Keleyan, Socah, Bangkalan. (matamadura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Beberapa hari terakhir, masyarakat dibuat heboh dengan beredarnya video Deklarasi Khilafah yang dikemas acara Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman KH Moh Thoha Cholili, Pengasuh Ponpes Al Munthoha, Keleyan, Socah, Bangkalan.

Dalam video yang viral itu, terlihat ratusan Ulama Aswaja dari Jakarta dan Madura ikut menghadiri Deklarasi Khilafah dalam acara memperingati kelahiran Rasul Agung Muhammad SAW.

Para Ulama Aswaja disebut dalam video itu memiliki visi yang sama dalam melanjutkan sistem Khilafah.

Sebagaimana isi video yang berdurasi 03.34 menit. KH Rohmat S. Labib (Ulama Aswaja Jakarta) mengisi ceramah seusai acara Maulid Nabi SAW.

Dalam video itu terdengar jelas, Kiai Rohmat mengatakan, saat ini satu-satunya sistem kenegaraan yang disyariatkan Islam adalah Khilafah.

Begini isi petikan ceramah Kiai Rohmat.

“Kita adalah bagian orang-orang yang sedia berjuang untuk tegakkan Khilafahsampai titik darah nafas penghabisan.Takbirrr..  Bahwa Khilafah adalah sistem satu-satunya Kenegaraan yang disyariatkan oleh Islam,” sebut KH Rohmat S. Labib, Ulama Aswaja Jakarta, sebagaimana dikutip dalam video yang viral itu.

Usai berorasi, Kiai Rohmat membaca pernyataan sikap. Dalam petikan video itu, Pertama, mengecam konsterisasi dan kriminalisasi terhadap ulama khususnya yang memperjuangkan Syariat dan Khilafah. Kedua, mengecam konsterisasi dan kriminalisasi terhadap ajaran Islam terutama khilafah.

Ketiga, mengecam prorgram eravitalisasi. Keempat menuntut pemerintah keutuhan Republik Indonesia dengan menindak tegas gerakan spratis oknum Papua Merdeka. Kelima, menuntut pemerintah agar melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya dengan menghentikan tindakan dan kebijakan yang merugikan dan menyengsarakan rakyat.

Keenam,  menuntut pemerintah agar menutup penguasa asing dan aseng di indoensia seperti proyek Bor dan masuknya pekerja asing Cina. Ketujuh, menolak koloniasisasi asing dan aseng atas Indonesia. Kedelapan, menolak komunikasi dan dominasi Cina atas Indonesia.

Setelah pernyataan sikap Kiai Rohmat, dilanjut dengan sambutan dari tuan rumah, Kiai Thoha Cholili. Begini isinya,“seperti tersenyum kejutan bagi saya. Seperti menampakkan ketidak senangannya kepada saya. Tetapi tafsiran saya bukan berarti tidak suka dengan saya dengan ulama – ulama ini. Melainkan keterlambatan saya dalam mendukung  Khilafah ini. Selama ini saya belepotan dengan kotoran-kotoran keduniaan. Dengan kotoran-kotoran politik. Tetapi Mbah Kholil seperti tersenyum dengan kecut. Kau terlambat Thoha Cholili. Kenapa tidak dari dulu. Kenapa tidak menyambutnya dari dulu,”.

Karuan saja, kegiatan tersebut beredar luas.Video Deklarasi Khilafah yang bertempat di Ponpes Keleyan, Socah Bangkalan, mendapat tanggapan serius dari pihak keamanan Bangkalan, terutama dari Polres Bangkalan.

Kapolres Bangkalan, AKBP Rama Samtama Putra menjelaskan terkait kegiatan yang menyentak banyak perhatian masyarakat.

“Kita sudah mengklarifikasi kegiatan tersebut kepada Kiai Thoha, namun beliau bersikukuh, bahwa itu hanya kegiatan peringatan Maulid Nabi Saw,” terang Kapolres Rama kepada Mata Madura, Selasa (19/11/2019) malam.

Pria asal Sidoarjo ini berharap, masyarakat tetap tenang dalam menyikapi kejadian tersebut. Pihaknya akan selalu berkordinasi dengan para kiai di Bangkalan.

Perlu diketahui, acara Maulid Nabi SAW di kediaman Kiai Thoha dihadiri lebih dari 700 peserta terdiri dari para ulama, kiai pengasuh pondok pesantren perwakilan se Indonesia, habaib, serta ustad, hadir dalam acara tersebut.

Berikut Videonya:

Syaiful, Mata Madura

KPU Bangkalan

Respon (8)

  1. Radick, dalam bahasa Yunani yang berarti “Akar” kita tahu bahwa akarlah yang mencari makanan makanan untuk asupan Batang, Dahan, Ranting dan akan menjadikan bunga untuk bakal buah yang akan menjadikan manfaat bagi alam sekitarnya… sekarang kita sepertinya alergi mendengar kata “Radikal” bukankah radikal itu adalah suatu sikap yang “Wicaksana” atau Bijaksana… ?!?

  2. Masyaallah
    Para ulama mendidik kita untuk melestarikan Sunnah Rasul dan Sunnah khulafaur Rasyidin almahdiyyin
    Matorkeslangkong kyai

Komentar ditutup.