Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah tiga propinsi yang jumlah pemilihnya sangat besar hampir 50 % keseluruhan jumlah pemilih.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Bicara potensi penguasaan wilayah, tentu figur yang berkuasa di tiga provinsi tersebut sangat berpotensi menjadi pendamping Anies untuk memenangkan pertarungan pilpres 2024. Namun harus dipertimbangkan figur mana yang bisa melengkapi Anies dan menambah jumlah suara.
Kalau merujuk pada hasil survey lembaga – lembaga survey yang ada dan pencarian top mind di google trends, Anies cukup kuat di Jabar dan relatif lemah di Jatim dan Jateng. Sehingga memasangkan Anies dengan Ridwan Kamil relatif tidak berdampak pada penambahan suara partai pengusung.
Bagaimana dengan Jateng dan Jatim? Jateng tentu akan menemui perdebatan yang cukup pelik, pertama karena Ganjar Pranowo adalah kader PDIP dan yang kedua, Ganjar digambarkan sebagai Jokowi kecil. Sehingga narasi perubahan dan keberlanjutan akan sangat sulit dijalankan. Apalagi Ganjar juga sudah menegaskan bahwa saat ini dia fokus pada memenangkan PDIP. Ini akan bisa terjadi kalau PDIP merapat pada koalisi yang dibangun Nasdem.
Namun Ganjar juga akan menemui kendala pencalonan dari internal PDIP, karena Megawati sudah menegaskan bahwa Otoritas penunjukan capres ada ditangannya, ditambah lagi bahwa Megawati juga berkepentingan untuk menjadikan Puan sebagai capres.
Lalu dengan Jatim?
Khofifah adalah Gubernur Jatim, figur non partai, perempuan dan NU. Sebagai gubernur tentu Khofifah sudah teruji dalam penguasaan wilayah dan bagaimana memenangkan pertarungan di Jatim yang selama ini masih relatif lemah bagi Anies.
Faktor perempuan dan NU akan menjadi modal kuat bagi khofifah untuk mengakselerasi dan mengelevasi perolehan suara.
Pemilu dan pilpres memang masih sangat jauh, tapi kalkulasi memenangkan pemilu dan pilpres perlu persiapan yang panjang, menentukan pasangan yang tepat menjadi sebuah keharusan.