CatatanPolitikViral

Cak Imin Harus Bagaimana?

×

Cak Imin Harus Bagaimana?

Sebarkan artikel ini
Cak Imin vs Mba Yenny
Mba Yenny dan Cak Imin

Gus Dur memecat Cak Imin dengan dalih kerap mendekati istana atau pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara PKB sebagai partai oposisi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tak puas pemecatan Gus Dur.
Cak Imin menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB.

Begitu juga kubu Gus Dur menggelar Muktamar PKB di Parung, Bogor pada 30 April sampai 1 Mei 2008.

Setelah Muktamar Gus Dur. Pada 2 Mei 2008, Cak Imin memimpin MLB di Hotel Mercure Ancol. Hasil MLB memutuskan Cak Imin kembali menjabat Ketua Umum PKB.

Muktamar kubu Muhaimin mendepak Mba Yenny yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal DPP PKB.

Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga ikut dikeluarkan. Posisi Ketua Dewan Syuro diisi KH Aziz Mansyur.

Kubu Gus Dur menggugat kubu Muhaimin ke pengadilan karena dianggap melanggar Anggaran Dasar / Anggran Rumah Tangga PKB.

Namun, gugatan itu kandas di pengadilan. Tetap memenangkan kubu Muhaimin.

Walaupun dinyatakan kalah, Mba Yenny terus menyuarakan PKB Gus Dur, sebagai PKB yang sah.

Mba Yenny sempat menggelar Muktamar ke-III PKB di Gor Kertajaya, Surabaya, pada 26 Desember 2010.

12 tahun berlalu. Kosata Cak Imin mencuri partai kembali menyeruak. Orang-orang Cak Imin tak terima. Dengan alibi: PKB bukan sesuatu yang private.

“PKB bukan milik pribadi. Narasi mencuri kurang tepat disampaikan ke Cak Imin,” begitu salah satu isi komentar netizen.

“PKB didirikan bersama sebagai aspirasi politik warga NU setelah reformasi. Cak Imin salah satu deklaratornya,” tambah netizen lain.

Pendukung Mba Yenny tak ambil pusing. Video ceramah Gus Dur-waktu itu-yang menyebut: PKB dicuri Muhaimin-ikut ditautkan dalam balasan kolom komentar.

Termasuk meme-meme Muhaimin Capres Nol Koma juga dipasang dalam komentar.

Suhu Mba Yenny vs Cak Imin versi netizen belum reda. Di jalanan sudah ada gambar Prabowo-Muhaimin. Bahkan kaca mobil angkutan rute antar kecamatan sudah dipasang duet Prabowo-Muhaimin.

Gambar gambar itu ikut mewarnai perseteruan pendukung Cak Imin vs Mba Yenny.

Pendukung Cak Imin seperti tak mau surut dengan komentar komentar hasil survei dan framing berita. Para pendukung menyatakan pasang harga mati tanpa ditawar: Cak Imin Capres yang diusung PKB.

Terlepas Capres Nol Koma.

Luka Gus Dur dengan sikap diam pasca putusan Pengadilan Jakarta. Meninggalkan PKB kepemimpinan Muhaimin hingga akhir hayatnya.
Mengaitkan electoral Cak Imin yang tak kunjung beranjak. Meski berbagai jurus dikeluarkan untuk mengerek elektabilitasnya.

Ada yang bertanya, kenapa hasil survei Muhaimin Iskandar di hati warga NU begitu kecil? Padahal, warga NU setiap pemilu banyak memilih PKB.

Pertanyaan-pertanyaan dalam wacana itu belum bisa dijawab secara ilmiah karena belum ada lembaga survei yang bisa menyimpulkan itu.

Setidaknya, pertanyaan wacana politik itu juga dijawab lewat wacana politik dengan menyimpulkan penyebab electoral Muhaimin Iskandar mampet di hati warga NU.

“Luka politik Gus Dur dengan pengambilan PKB dari Gus Dur bisa menjadi nilai penghambat. Karena sikap Muhaimin keluar dari fatsun politik NU,” tulis salah satu netizen di WAG anak muda NU.

Kultur politik NU yang mengedepankan nilai-nilai kebijakan seperti menjadi faktor mampetnya electoral Muhaimin di hati warga NU. Meski melakukan berbagai akrobat politik untuk mengambil hati warga NU.

Kesimpulan lain bisa ditemukan dari sudut kultur NU dalam konteks ngalap berkah.

Dalam tradisi NU, santri wajib takdzim kepada sang kiai dengan harapan aliran barokah keilmuan sang kiai sehingga ikut diangkat derajat oleh Allah swt.

Dalam praktek di semua lini kehidupan keseharian, si santri tak boleh melangkahi (offside) kepada sang kiai.

Keyakinan ini tertanam jika ingin menerima luapan barokah ilmu dari sang kiai.

Dalam konteks Muhaimin Iskandar sebagai keponakan Gus Dur. Apa tak boleh offside kepada sang paman dalam berpolitik? Apalagi, banyak yang mengerti jika sang paman yang memiliki jasa besar dalam membesarkan Muhaimin.

Dalam konteks ini, biar anda pembaca yang bisa menilai.

Lalu, Cak Imin Harus Bagaimana?