Budaya

Gus Dur, Arya Wiraraja, Gajah Mada, Asta Gunung Kawi dan Guru Nanak di India (2)

×

Gus Dur, Arya Wiraraja, Gajah Mada, Asta Gunung Kawi dan Guru Nanak di India (2)

Sebarkan artikel ini
Saat penulis berziarah ke makam Gajah Mada di Trowulan, Mojokerto. Sketsa Foto Gaj Ahmad yang viral di medsos pertengahan 2019. (matamadura)

matamaduranews.com-Warga Lumajang meyakini Asta Arya Wiraraja ada di Dusun Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukadana, Lumajang, Jawa Timur. Di tempat itu, banyak umat Islam yang kerap berziarah ke situs makam kuno Arya Wiraraja.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo, secara tegas menyatakan bahwa Arya Wiraraja adalah seorang muslim.

Hal ini yang meyakini versi kedua atas agama yang dianut Arya Wiraraja.

Ketiga, Arya Wiraraja diyakini sebagai saudara dari Mpu Karangduwak alias Ki Murkali. Asta Arya Wirara diyakini berada di pendapa paling belakang, di lingkungan Asta Tinggi, Sumenep.

Nisan dari makam Arya Wiraraja berlokasi di ujung barat di antara deretan nama keluarga Raja Sumenep. Di antara deretan itu, ada satu makam yang tak bernama. Makam lain, jelas namanya. Seperti, Pulang Jiwo, Nyi Arta, Angga Dipa dan lainnya.

Dari pandangan bashirah seseorang mursyid, diketahui makam yang tak bernama itu adalah Arya Wiraraja. Sehingga, para murid atau pengikutnya, disarankan untuk berziarah ke makam Arya Wiraraja di lingkungan Asta Tinggi, Sumenep. Jika dalam ritual tarekat, sang Mursyid selalu menghaturkan surat al-fatiha kepada nama Arya Wiraraja.

Soal dimana sebanarnya jazad Arya Wiraraja, tidak jelas menurut Sejarah. Menurut keyakinan umat Hindu, Arya Wiraraja saat wafat jazadnya moksa alias hilang seperti Nabi Isa As.

Tapi, menurut umat Islam, jazad Arya Wiraraja utuh dan dikebumikan. Dua versi meyakini jazad Arya Wiraraja dikebumikan. Pertama ada di Lumajang. Kedua, Asta Arya Wiraraja ada di Sumenep, yaitu di lingkungan Asta Tinggi.

Gajah Mada

Gajah Mada merupakan sosok Maha Patih Kerajaan Majapahit saat dipimpin Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi hingga Raja Hayam Wuruk.

Agama yang dianut Maha Patih Gajah Mada juga diyakini dua versi bagi dua agama yang berbeda. Pertama, umat Hindu, Bali. Kedua umat Islam.

Penulis berkesempatan datang ke tempat yang diyakini makam Gajah Mada, daerah Trowulan, Mojokerto. Di tempat itu, penulis menyaksikan umat Islam sedang ziarah dan menggelar tahlil di dekat tempat yang diyakini makam Gajah Mada.

Di sebelah tempat yang diyakini umat Islam, ada tempat yang diyakini sebagai tempat suci untuk Gajah Mada. Puluhan Umat Hindu lengkap dengan pakaian resminya menggelar ritual agama untuk Gajah Mada.

Memang, lokasi Asta Gajah Mada berbagai versi dan tempat. Ada yang menyebut, Asta Gajah Mada berada di Tuban. Juga ada yang meyakini Asta Gajah Mada ada di Desa Padende, Donggo, Bima, dan di Selaparang, Lombok, NTB.

Masyarakat yang meyakini Asta Gajah Mada juga ada di Pugung Tampak, Kabupaten Liwa, Lampung. Konon dahulu kala kapal yang ditumpangi Patih Gajah Mada tenggelam di Perairan Pugung. Setelah tiba di Pugung, Gajah Mada jatuh sakit hingga akhirnya meninggal dan dimakamkan di Pekon Pugung.

Warga Kampung Mada, Desa Matiri, Batauga, Kepulauan Wangi-wangi, Buton, Sulawesi Tenggara juga mengklaim Asta Gajah Mada. Keyakinan itu diperkuat dengan adanya batu prasasti yang dinamakan Batu Mada.

Warga Mada meyakini Gajah Mada memiliki banyak kesaktian dan memilih salah satu gua di wilayah Togo Moori sebagai tempat bertapa. Di gua daratan Pulau Karang Wangiwangi yang bersambung ke laut lepas itulah disebutkan Patih Gajah Mada moksa (menghilang) saat semadi.

Pertengahan 2019, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta melakukan penelitian untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis. Tim menerbitkan hasil penelitian dalam sebuah buku awal berjudul Kesultanan Majapahit.

Kesimpulan hasil penelitian Tim LHKP Muhammadiyah diunggah seorang netizen di facebook sehingga viral dengan 6 ribu yang membagikan. Dalam medsos itu,  foto patung Gajah Mada disandingkan dengan sebuah sketsa wajah seorang pria berjanggut dan berkopiah, yang bernama ‘Gaj Ahmada’ alias Gajah Mada.

“MELURUSKAN SEJARAH !!!

Fakta Sejarah Yang Tersembunyi. Berikut diantara hasil penelitian tersebut :

Pertama, ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Sebagaimana kita ketahui, koin merupakan sebuah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Maka sungguhlah mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan Hindu memiliki koin yang bertuliskan kalimat tauhid seperti ini.

Kedua, pada batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrabim (Sunan Gresik) terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama Islam) kerajaan Majapahit. Hal ini menunjukkan bahwa Agama Islam merupakan agama resmi kerajaan tersebut.

Dan seterusnya…

Bersambung….

hambali rasidi