Politik

Isu Kudeta PDI-P

×

Isu Kudeta PDI-P

Sebarkan artikel ini

Catatan: Dhimam Abror Djuraid

Kudeta PDIP
Ilustrasi (twitter@AlMarwadin7l

Modusnya sama dengan yang dilakukan oleh Jokowi pada 2014. Kali ini Ganjar menggenjot elektabilitas dan popularitas melalui kampanye media sosial yang masif.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Megawati berusaha menghentikan gerakan Ganjar dengan berbagai cara, tetapi senantiasa gagal.

Ganjar disindir sebagai gubernur medsos, kemudian diserang langsung oleh sesama kader PDIP, bahkan Ganjar juga sudah ‘’disetrap’’ di depan kelas di markas PDIP Lenteng Agung.

Semuanya tidak bisa menghentikan Ganjar. Dan tiba-tiba saja Mega dihadapkan pada pilihan yang pahit dan sulit. Tiba-tiba saja Mega di-fait accompli oleh waktu. Ia dihadapkan pada dilema yang lebih rumit dibanding dengan kondisi 2014.

Mega yang sudah mempersiapkan diri untuk pensiun telah mempersiapkan putri mahkota Puan Maharani sebagai pengganti. Tapi, sampai sekarang kinerja Puan masih sangat mengkhawatirkan. PDIP tentu tidak mau melakukan ‘’political suicide’’ bunuh diri politik dengan membabi buta mencalonkan Puan Maharani, yang tingkat elektabilitasnya masih ‘’nasakom’’ alias nasib satu koma.

Di sisi lain Megawati terus menerus diteror oleh manuver Ganjar Pranowo. Elektabilitas Ganjar yang konsisten di 3 besar menjadi teror yang paling mengerikan bagi Mega. Dengan waktu yang semakin mepet dan PDIP dipaksa untuk secepatnya memutuskan calon presiden, tekanan terhadap Mega semakin terasa berat.

Perkembangan terbaru menunjukkan keterbelahan yang makin nyata di internal PDIP. Kemunculan sekelompok anggota DPR dari PDIP yang membentuk ‘’Dewan Kolonel’’ semula hanya disebut sebagai canda politik. Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul loyalis senior Puan Maharani semula mengatakan pembentukan Dewan Kolonel itu hanya iseng.