Berita UtamaPemerintahan

Ledakan Ekonomi Desa di Sumenep Melalui BUMDes

×

Ledakan Ekonomi Desa di Sumenep Melalui BUMDes

Sebarkan artikel ini

Catatan: Hambali Rasidi

BUMDes Sumenep
Kepala DPMD Sumenep Anwar Syahroni

matamaduranews.com-Tak lama lagi. Pertumbuhan ekonomi desa di Kabupaten Sumenep bakal menggeliat.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tanda-tanda itu akan terlihat setelah muncul fenomena efek pengganda (multiplier effect) melalui BUMDes.

BUMDes disuntik dana melalui Keputusan Menteri Desa PDT Nomor 3 Tahun 2025. Prosentase 20% minimal dari Dana Desa untuk Ketahanan Pangan.

BUMDes akan menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan perputaran ekonomi di tingkat akar rumput. Sebagai langkah awal terwujudnya kemandirian desa.

Setiap BUMDes minimal bisa merekrut  15 pekerja. Jika ditotal 15 pekerja dikali 330 desa. Jumlahnya mencapai 4.950 pekerja se Kabupaten Sumenep.

Dana Desa se Kabupaten Sumenep untuk Tahun 2025 mencapai Rp 335.590.446.000 (Rp 335,590 miliar).

Jika diambil 20% untuk ketahanan pangan sebesar Rp. 67.118.089.200 (Rp 67,18 miliar).

Minimal 20% dana desa digerakkan BUMDes untuk usaha berkelanjutan sesuai potensi desa. Sebagai langkah mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Kini, DPMD Sumenep lagi kejar tayang untuk menuntaskan verifikasi analisis usaha sesuai usulan setiap BUMDes.

Sebelum April. Analisis usaha BUMDes tengah dirancang. Ada yang sudah diajukan ke DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Sumenep.

Dari hasil verifikasi awal, ada beberapa desa yang sudah lolos verifikasi usaha. Kepala DPMD Sumenep, Anwar Syahroni menarget pertengahan Mei 2025. Semua hasil verifikasi analisis usaha 330 BUMDes tuntas.

BUMDES Sumenep
Infografis

Di pertengahan Mei 2025 semua pencairan 20% Dana Desa sudah ditransfer ke BUMDes.

Anwar Syahroni bersama tim DPMD dan tim teknis OPD di tingkat kecamatan terus bergerak ke desa-desa. Memantau persiapan BUMDes dalam menjalankan usaha pada sektor ketahanan pangan berbasis potensi lokal.

Saat berbincang dengan penulis. Anwar Syahroni selalu menyampaikan ke desa-desa agar tidak perlu memaksakan diri mengembangkan usaha di luar jangkauannya.

“Yang diperlukan adalah strategi usaha yang sesuai dengan potensi masing-masing desa,” katanya.

Untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan dan target, DPMD Sumenep kembali turun ke desa pada pertengahan April ini untuk melakukan pendampingan teknis dan administratif.

Langkah itu dilakukan agar perencanaan usaha BUMDes bisa dieksekusi secara matang dan akuntabel.

“BUMDes bukan hanya sekadar badan usaha, tapi juga simbol kemandirian ekonomi desa,” kata Anwar Syahroni menambahkan.

Dia berharap, adanya dukungan dan sinergi antar-pihak (pentahelix). Sumenep bisa menjadi contoh kabupaten yang berhasil membangkitkan ekonominya dari desa.

Dalam pandangan Anwar Syahroni, Dana Desa sebesar Rp 335,590 miliar, peluang untuk membangun dan memperkuat ekonomi lokal terbuka lebar. Salah satu instrumen strategisnya adalah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

Katanya, beberapa desa telah melirik berbagai potensi lokal seperti perikanan, peternakan, pengolahan pakan ternak, hingga model pemasaran hasil tani dan ternak berbasis digital.

“Semua diarahkan untuk mendukung program ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional,” lanjutnya.

Mengembangkan usaha desa di Sumenep kata Anwar bukan sesuatu yang baru. Sebab sebelum terbit Instruksi Presiden (Inpres) ketahanan pangan. Sejumlah BUMDes di Sumenep sudah lebih dahulu bergerak di berbagai bidang usaha ketahanan pangan.

Karena itu, Anwar Syahroni optimis. Apa yang menjadi Asta Cita Presiden Prabowo terwujud dalam waktu singkat di Kabupaten Sumenep.

“Doakan Mas, semoga ikhtiar kita bersama lancar,” pungkasnya. (*)