CatatanUMKM

Nyi Eva Pimpin PPUMI Jawa Timur

×

Nyi Eva Pimpin PPUMI Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
Nyi Eva Pimpin PPUMI Jawa Timur
Nyi Eva saat meninjau produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Kabupaten Jombang, 12-14 November 2021. Kehadiran Wabup Sumenep ini disambut dan diterima Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab di Ruang Swagata. Nyi Eva datang ke Jombang bersama rombongan pelaku UMKM Sumenep untuk bertukar pikiran dan berkolaborasi dalam rangka pengembangan UMKM.

matamaduranews.com“Menolong UMKM, menolong perempuan, berarti kita menolong Indonesia…”

Demikian sambutan Gubernur Bank Indonesia dalam Deklarasi ‘Menuju Sejuta Sertifikasi Halal Gratis bagi UMKM’ oleh Pemberdayaan Perempuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia (PPUMI) tepat 28 Oktober, bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Dukungan banyak pihak pada deklarasi PPUMI tidak lepas dari upaya mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada 2024. Juga, guna mewujudkan Indonesia sebagai salah satu dari lima kekuatan ekonomi dunia pada 2045. UMKM dan perempuan diyakini banyak pihak akan menjadi kunci transformasi mencapai visi Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mewakili Presiden Republik Indonesia menyampaikan bahwa UMKM Indonesia yang sebanyak 64,2 juta usaha secara nyata berkontribusi hingga 60,51% Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp 9.580 triliun.

Selain itu, sumbangsih sektor usaha ini juga ditunjukkan dengan daya serap hingga 96,92% tenaga kerja atau setara dengan 120,59 juta orang. Itulah sebabnya, sektor UMKM menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam agenda pemulihan ekonomi nasional.

Dari seluruh UMKM Indonesia, sebanyak 60% usaha dikelola oleh perempuan. Perempuan Indonesia memiliki rasio kepemilikan usaha lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia. Hal ini dapat dipahami mengingat setengah dari potensi sumber daya pembangunan Indonesia adalah perempuan. Sebanyak 53,6% perempuan Indonesia berada pada usia produktif dan Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk usia produktif terbesar di Asia hingga 191 juta jiwa.

Namun demikian, sangat disadari betapa banyak tantangan yang dihadapi UMKM dan perempuan untuk mendukung visi Indonesia. Untuk itu, mengombinasikan UMKM dan perempuan yang menjadi target PPUMI diharapkan menjadi langkah strategis untuk mengakselerasinya. Tentu nakhoda PPUMI di pusat dan daerah haruslah perempuan yang tidak sekedar tangguh, tetapi juga mampu menggerakkan dan mensinergikan berbagai modal sosial untuk mendorong pemberdayaan perempuan UMKM.

Nyi Eva, Wakil Bupati Sumenep

Kebanyakan masyarakat Sumenep mengenalnya sebagai Nyi Eva. Wakil Bupati Kabupaten Sumenep.

Sebutan Nyi Eva lebih populer ketimbang Dewi Khalifah, nama aslinya.

Dewi Khalifah mendapat amanah memimpin PPUMI Jawa Timur. Sebuah organisasi Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) yang bergerak untuk memberdayakan ekonomi perempuan, khususnya di bidang UMKM

Pengalaman Nyi Eva sebagai Ketua Fatayat dan Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha (IWAPI) Kabupaten Sumenep, dan Ketua Bidang Ekonomi Majelis UIama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumenep menjadikan pelaku usaha UMKM, akademisi, jurnalis, dan profesional lainnya yang bergabung dalam PPUMI Jawa Timur sepakat menjadikan beliau sebagai nakhoda pemberdayaan perempuan UMKM Jawa Timur.

Profil perempuan UMKM Jawa Timur tidak begitu jauh berbeda dengan profil perempuan UMKM Indonesia.

Sektor UMKM di Jawa Timur mendominasi hingga 98% dari seluruh aktivitas perekonomian dan perempuan mendominasi hingga 50% sektor UMKM di Jawa Timur.

Pada Semester I 2021, sektor UMKM menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur sebesar 57,25%.

Meski eksistensi UMKM dan perempuan diakui pemerintah memiliki peran kunci dalam pemulihan ekonomi nasional dan mendukung visi Indonesia 2024 dan 2045, namun keduanya belum berkembang sebagaimana diharapkan.

Tantangan yang dihadapi perempuan UMKM di Indonesia maupun Jawa Timur masih dihadapkan pada soalan-soalan klasik, baik dari aspek internal maupun eksternal.

Secara umum, perempuan UMKM dihadapkan pada soalan dukungan dari keluarga atau suami, beratnya tanggung jawab rumah tangga yang ditanggung, sulitnya mengatur waktu antara usaha dan keluarga, norma agama dan kultural pada lingkungannya, pendidikan rendah, minim keterampilan, terbatasnya permodalan dan aksesnya, lemahnya jaringan usaha, terbatasnya akses pasar dan kemampuan penetrasi pasar, serta lifetime produk yang pendek.

Kehadiran PPUMI diharapkan dapat menjadi jembatan bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan tersebut melalui pendampingan, program bantuan dana lunak, pelatihan, hingga membantu akses produksi, distribusi, dan pemasaran. Termasuk menyiapkan perempuan UMKM beradaptasi dengan digitalisasi dan membantu mengakses sertifikasi halal.

KPU Bangkalan
Tanah Kas Desa
Hankam

matamaduranews.com-WINANTO bertanya lokasi TKD ber-Letter C yang ramai…