matamaduranews.com-Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI H Farid Makruf MA, putra Madura. Lahir di Tanah Merah, Bangkalan, 6 Juli 1969.
Dikutip dari situs duta.co, putra pasangan H Munir-Ny Hj Siti Aminah ini, merupakan dzurriyah (keturunan) Syaikh Zainal Abidin Sunan Cendana Kwanyar. Â Sunan Cendana Kwanyar adalah salah satu penyebar Islam pertama di tanah Madura.
Mayoritas ulama Madura dan Tapal Kuda Jawa Timur merupakan  keturunan Syaikh Zainal Abidin Sunan Cendana Kwanyar.
Dahlan Iskan menulis sosok Pangdam V Brawijaya ini melalui situs disway.id. Berikut tulisan Dahlan Iskan:
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Master Letnan
Oleh: Dahlan Iskan
ANAK pasar jadi jenderal. Itulah Mayjen Farid Makruf MA. “Untung saya mengikuti nasihat ibu,” ujar Farid ketika berkunjung ke Harian Disway kemarin.Farid kini menjabat Pangdam V/Brawijaya. Sejak 30 Desember 2022.Farid hampir saja frustrasi. Yakni ketika mendapat tugas yang tidak sesuai dengan harapannya. Ia masih sangat muda waktu itu. Pangkatnya baru letnan satu. Hatinya bergejolak. Tidak puas.Farid pulang ke Tanah Merah, Madura.Itu desa ramai di antara Bangkalan-Sampang. Jalan raya Bangkalan ke Sumenep sering macet di situ: ada pasar tumpah ke jalan.Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI H Farid Makruf saat bertandang ke kantor Harian Disway
Di pasar itulah sang ibu berjualan. Farid pun curhat atas penugasan barunya itu. Sang ibu memberi nasihat khusus: apa pun tugas yang diberikan harus diterima sepenuh hati.Â
Kenapa tidak curhat ke ayah?“Saya memang dekat dengan ibu,” ujar Farid. “Saya langsung diminta Ibu balik,” ujar Farid. Markas Farid di Cijantung. Ia anggota pasukan Kopassus.Farid lantas ”melarikan” kekecewaannya dengan sangat produktif. Ia kursus bahasa Inggris. Ia punya banyak waktu di tugas barunya itu. Ia suka bahasa Inggris.Waktu SMA di Bangkalan nilai bahasa Inggrisnya tidak pernah di bawah sembilan.”Waktu itu saya suka menerjemahkan lagu-lagu Barat yang bertema cinta. Love song,” ujarnya. Farid tidak hanya suka lagu. Ia juga suka menyanyi.