matamaduranews.com- – Di ujung bulan Ramadhan, suasana Pantai Kasoghi, Saronggi, Sumenep, terasa berbeda. Pada Minggu sore, 23 Maret 2025, ratusan jamaah berkumpul untuk mengikuti pengajian rutin kitab Al-Hikam yang dipimpin oleh KH A. Busyro Karim.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam pengajian tersebut, Kiai Busyro mengangkat salah satu hikmah dalam Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari, yaitu:
“مَنْ لَمْ يَتَقَدَّمْ فَهُوَ يَتَقَادَمُ”
“Siapa yang tidak maju (dalam perjalanan menuju Allah), maka ia akan semakin tertinggal.”
Menurut beliau, seiring bertambahnya hari, manusia seharusnya semakin dekat dengan Allah, bukan semakin jauh.
Makna Hikmah dalam Kehidupan Sehari-hari
Kiai Busyro menjelaskan bahwa waktu yang terus berjalan bukan sekadar pertambahan usia, tetapi harus menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran spiritual.
Jika seseorang tidak bertambah dekat dengan Allah, maka ia akan semakin terikat dengan dunia dan tertinggal dalam perjalanan menuju-Nya.
“Kedekatan dengan Allah bukan hanya soal ibadah lahiriah, tapi juga soal hati yang semakin sadar akan kehadiran-Nya,” ujar Kiai Busyro di hadapan para jamaah.
Bagaimana Agar Setiap Hari Makin Dekat dengan Allah?
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Busyro memberikan beberapa langkah praktis agar setiap hari menjadi kesempatan untuk semakin dekat kepada Allah:
- Meningkatkan Kesadaran Ilahi (Muraqabah)
- Setiap hari harus ada perenungan, apakah hari ini lebih baik dari kemarin dalam hubungan dengan Allah?
- Mengurangi Keterikatan dengan Dunia
- Dunia adalah sarana, bukan tujuan. Jangan sampai semakin tua malah semakin sibuk dengan dunia dan lupa akhirat.
- Bertaubat dan Muhasabah
- Setiap malam, introspeksi apakah hari ini sudah lebih dekat dengan Allah atau justru menjauh.
- Memperbaiki Amal dan Ikhlas
- Amal yang sama tetapi dilakukan dengan lebih ikhlas dan penuh kesadaran akan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Pengajian di Pantai Kasoghi ini menjadi momentum renungan spiritual bagi para jamaah yang hadir.
Beliau berpesan agar setiap hari harus menjadi kesempatan untuk lebih dekat kepada Allah, baik melalui amal, kesadaran, maupun hati yang semakin bersandar kepada-Nya.
“Jika kita tidak bertambah dekat dengan Allah, berarti kita semakin jauh, karena waktu tidak pernah berhenti berjalan,” tutup Kiai Busyro.
Dengan introspeksi dan perbaikan diri secara terus-menerus, kita dapat menjalani perjalanan spiritual yang lebih bermakna.
Hikmah ini mengajarkan bahwa pertumbuhan spiritual jauh lebih penting daripada sekadar pertumbuhan fisik atau materi.
(adi sajaged/ai)