Gaya Hidup

Penguatan Literasi Digital Bagi Komunitas Pertanian Sumenep

×

Penguatan Literasi Digital Bagi Komunitas Pertanian Sumenep

Sebarkan artikel ini
Literasi Digital
Ngobrol Bareng Penguatan Literasi Digital bagi Komunitas Pertanian Sumenep pada hari Jum’at, 28 Juli 2023 yang berlangsung di Aula Madrasah Darul Ulum, Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.

matamaduranews.com-Penguatan literasi digital bagi komunitas pertanian Sumenep untuk melawan konten negatif sebagai bekal menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia digital.

Sebab indeks literasi digital masih belum signifikan. Sementara tantangan yang dihadapi semakin berat. Karena itu, perlunya penguatan literasi digital sebagai bekal menghadapi berbagai godaan di dunia digital.

Hal itu yang mendorong Kementerian Kominfo RI bersama KMI (Kaukus Muda Indonesia) menggelar ngobrol bareng komunitas pertanian Sumenep untuk melakukan penguatan literasi digital pada hari Jum’at, 28 Juli 2023 yang berlangsung di Aula Madrasah Darul Ulum, Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.

Kadiskominfo Sumenep Ferdiansyah Tetrajaya dan Sulhan Syarifah, PC Fatayat Sumenep serta Achmad Bahrur Rozi, Praktisi Literasi Digital memaparkan perlunya literasi digital untuk melawan konten negatif.

Menurut Ferdiansyah, tantangan berat di dunia digital adalah godaan untuk melakukan hal-hal menyimpang demi mengejar nilai ekonomi semata. Seperti menghadirkan konten-konten yang tidak bermutu dan tidak mendidik.

“Godaan nilai ekonomi ini bisa membuat orang gelap mata, seperti menghalalkan hoaks lalu digunakan untuk mengadu domba di media digital, yang di balik itu semua terdapat nilai ekonominya,” terang Ferdiansyah.

Karena itu, Ferdiansyah menilai, perlu adanya penguatan literasi digital kepada segenap komponen bangsa. Termasuk komunitas pertanian Sumenep. Agar tak terjerat Undang-Undang ITE.

“Saat ini, media digital hanya dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf ekonomi. Padahal, ruang digital bisa dimanfaatkan lebih dari itu, misalnya digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai positif yang berkaitan dengan sosial, politik, maupun budaya,” sambung Ferdiansyah.

Sementara Sulhan Syarifah optimis, melalui penguatan literasi digital, yang tak melulu soal dimensi ekonomi, juga bisa menciptakan ruang digital yang lebih beradab.

“Hal itu memang mungkin tidak mendatangkan keuntungan ekonomi, tetapi secara sosial, secara budaya situasi-situasi itu akan menjadi lebih baik,” terang Sulhan.

Sebagai petani yang profesional, lanjutnya bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi juga untuk memasarkan produk hasil pertaniannya.

“Dengan kecanggihan teknologi digital saat ini para petani saat ini atau petani milenial saat ini bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meningkatkan produksi hasil taninya, ” tambahnya.

Sedangkan Achmad Bahrur Rozi menyampaikan, penguatan literasi digital bagi komunitas pertanian bisa menjadi ruang transaksi hasil pertanian.

“Mari gunakan era digital ini sebagai sarana meningkatkan taraf ekonomi hasil pertanian. Sebab dunia terasa sempit adanya dunia digital, ” paparnya. (*)

KPU Bangkalan