Budaya

Siapa Pottre Koneng Yang Makamnya di Gegger, Bangkalan? Ini Penjelasannya (1)

×

Siapa Pottre Koneng Yang Makamnya di Gegger, Bangkalan? Ini Penjelasannya (1)

Sebarkan artikel ini
Siapa Pottre Koneng Yang Makamnya di Gegger, Bangkalan? Ini Penjelasannya (1)
Kolase tangga menuju situs wisata Gegger dan makam Potre Koneng. (Foto/design by Warits)

matamaduranews.com-BANGKALAN-Beberapa waktu lalu, di kawasan Gunung Gegger dihebohkan dengan penemuan jenazah seorang laki-laki. Mata Madura sempat mengulas peristiwa tersebut di edisi Kamis (05/12/2019).

Lokasi Gunung Geger adalah salah satu tempat wisata di Madura yang terletak di Kabupaten Bangkalan. Meski memiliki sebutan gunung, gunung Geger ini sejatinya hanyalah bukit yang menjulang. Istilahnya, dataran tinggi. Masyarakat setempat dan sekitarnya menyebutnya kawasan gunung. Namun bukan secara harfiah, melainkan sekadar sedikit dilebihkan.

Seperti diketahui, Madura memang tidak mempunyai gunung. Bisa dicek di dalam buku peta, atlas, atau semacamnya. Meski di beberapa tempat memang ada yang disebut dengan awalan gunung. Seperti Gunung Gegger sendiri, lalu Gunung Payudan di Sumenep. Begitu juga di Pamekasan, ada Gunung Waru.

Kembali pada gunung Gegger, tempat ini sangat cocok bagi yang menyukai petualangan dengan tambahan wisata religi dan juga sejarah. Di sini pengunjung bisa melihat pemandangan alam dan juga suasana hutan yang asri.

Salah satu potensi wisata di tempat ini adalah terdapat makam Pottre Koneng (Putri Kuning) yang menurut penduduk lokal adalah nenek moyang masyarakat Madura. Untuk dapat mengunjungi lokasi wisata ini sebaiknya para pengunjung membawa kendaraan pribadi dengan kondisi yang prima karena akses ke tempat ini cukup sulit dan jalannya juga kurang mulus.

Di samping itu para pengunjung juga harus mendaki anak tangga yang jumlahnya ratusan agar bisa sampai ke tempat makam sang putri. Sehingga tentu saja dibutuhkan pula kondisi tubuh yang fit dan prima.

Terkait Pottre Koneng, dalam Babad Songennep karya Werdisastra merupakan nama seorang tokoh bangsawan Sumenep yang menjadi leluhur penguasa Madura Timur mulai abad 15. Sang putri disebut sebagai perempuan yang suka bertapa di tempat-tempat keramat. Beliau juga merupakan isteri dari Adipoday, pertapa sakti dari pulau Sepuh Dewe (Sepudi). Keduanya dikisahkan bertapa di dua tempat, seperti Payudan (Sumenep), dan Gegger (Bangkalan)

Kisah Pottre Koneng, Adipoday, dan Jokotole putra keduanya menjadi kisah yang tak pernah kering dalam lembar tinta sejarah, maupun dalam ingatan warga Madura hingga detik ini. Meski belakangan menyisakan sedikit kontroversi dalam beberapa perspektif. Termasuk info masalah makam Pottre Koneng yang disebut ada juga Gunung Gegger.

“Saya dengar memang begitu, mas,” kata R. Saiful, warga Bangkalan, pada Mata Madura, beberapa waktu lalu.

Tertarik, media ini pun mencoba menelusuri informasi terkait keberadaan makam Pottre Koneng di Gegger. Pasalnya, di Sumenep, tepatnya di Pulau Sepudi, masyhur menjadi lokasi peristirahatan terakhir sang Putri.

Beberapa waktu lalu Mata Madura pernah napak tilas ke Sepudi. Makam Pottre Koneng sejajar dengan makam suaminya Adipoday di Kompleks Asta Nyamplong. Komplek ini ramai didatangi peziarah. Padahal untuk ke Sepudi, mesti melewati sekitar 3 jam perjalanan laut. Ditambah akses jalan di sana yang kurang begitu bagus, dan jelas lebih banyak menghabiskan waktu di luar semestinya.

Info mengenai keberadaan makam ini secara otentik, selain babad, juga bisa didapat di beberapa literatur kuna sejarah Madura, seperti salah satunya buku tulisan Zainalfattah. Lalu bagaimana dengan yang Gegger?

Dari sedikit penelusuran Mata Madura, ternyata makam yang Gegger juga telah dikeramik. Di samping itu, keterangan makam tertulis Dewidrakum alias Putri Kuning. Dalam literatur sejarah Madura, Putri Kuning, jika memang yang dimaksud adalah tokoh yang sama dengan ibunda Jokotole atau isteri Adipoday, maka seharusnya bernama Raden Ayu Saini.

“Mungkin itu petilasan mas,” kata R. Diyah, salah satu warga di dekat wisata Gegger.

Berdasar cerita setempat, yang diambil dari sebuah sumber website medium.com dan buku ”Sedjarah Tjaranja Pemerintahan di Daerah-daerah di Kepulauan Madura dengan Hubungannja”, Bukit Geger menjadi tempat manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi Madura. Ceritanya, sekitar tahun 929 Masehi, seorang bernama Pranggulang, yaitu Patih dari Kerajaan Medang di kaki Gunung Semeru disebut-sebut sebagai orang pertama yang mendarat di dekat bukit Geger. Saat itu dia membawa Putri Raja Medang yang sedang hamil dengan menggunakan Ghitek (perahu dari rangkaian kayu).

Keduanya terdampar di Planggiran setelah mengarungi lautan dengan rakit. Di bukit Geger itu, sang putri yang disebut bernama Dewi Ratna Rorogung mendapat julukan Pottre Koneng. Putri yang satu ini punya kebiasaan bersemedi di tepi tebing. Rutinitas itu dilakukan setiap hari menjelang matahari terbenam. Kini, batu mirip kursi itu disebut Palenggiyan. Sampai tiba waktunya lahirlah Raden Segoro dari rahim sang putri.

Selain di batu Palenggiyan, di bukit Geger terdapat banyak situs bersejarah. Di antaranya Goa Petapan, Goa Potre, Goa Planangan, Goa Pancong Pote, dan Goa Olar. Hingga kini di lokasi tersebut banyak dijadikan tempat tirakat oleh masyarakat. Baik masyarakat yang berasal dari Madura maupun dari luar. Untuk masyarakat luar Jatim, kebanyakan berasal dari Cirebon, Banten, dan Tasikmalaya. Kebanyakan, yang datang ke sana memilih Goa Petapan dan Goa Potre untuk tempat tirakat. Bahkan peziarah ada yang datang dari Malaysia dan Brunei. (bersambung)

RM Farhan Muzammily

KPU Bangkalan