matamaduranews.com–SUMENEP-Tiap tahun, Indonesia selalu impor garam. Pemerintah berdalih, stok garam dalam negeri selalu berkurang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mendata stok garam lokal yang menjadi sumber pasokan dalam negeri.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sebagian besar tersebar di delapan lokasi sentra garam. Yakni, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Rembang, Pati, Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Bima.
Namun, kebutuhan garam nasional tahun 2021 yang mencapai 4,6 juta ton masih belum terpenuhi.
Bagi pemerintah, impor garam sebagai langkah solusi.
Berdasar neraca garam 2020, garam impor telah berkontribusi hingga 50,29 persen dari ketersediaan garam nasional.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Muhammad Khayam mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan KKP terkait stok garam lokal yang sebagian besar terdapat di delapan lokasi sentra.
Khayam menjelaskan pada tahun 2020, pengguna garam terbesar yaitu industri makanan sebesar 1,58 persen, industri kimia dan farmasi sebesar 9,39 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 0,22 persen.
Namun, adanya rencana penambahan industri baru yang membutuhkan garam sebagai bahan baku, tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan garam akan terus meningkat setiap tahun.
“Agar garam lokal dapat terserap oleh sektor industri, diperlukan aspek kuantitas, kualitas, kontinuitas pasokan dan kepastian harga untuk beberapa sektor industri,” terangnya sebagaimana dikutip bisnis.com.
Berapa sebenarnya produksi garam di Indonesia?
Dikutip dari laman resmi KKP, produksi garam Indonesia sepanjang tahun 2017 mencapai 1.020.925 ton. Sebanyak 372.728 ton garam disumbangkan dari wilayah Jawa Timur.
Dari jumlah itu, produksi garam dipasok dari Pulau Madura.
Sumenep: produksi garam sebanyak 126.662 ton. Secara nasional, 2017 garam Sumenep jadi produsen garam terbesar kedua setelah Indramayu yang memproduksi garam 167.930 ton.
Sampang menghasilkan garam sebanyak 110.343 ton.
Pamekasan memproduksi 40.613 ton garam.
Bangkalan mencatat angka produksi garam sebanyak 3.352 ton
Pada tahun 2018, produksi garam di Indonesia mencapai 2.349.629 ton. Sebanyak 782.738 ton garam berasal dari Jawa Timur.
Pada tahun 2018, Sampang bisa produksi garam sebanyak 312.061 ton. Hasil capaian Sampang mengalahkan Sumenep dalam produksi garam yang terbanyak di Madura pada tahun 2017.
Sumenep hanya mampu produksi garam sebanyak 190.007 ton.
Pamekasan memproduksi garam sebanyak 140.716 ton
Bangkalan hanya memproduksi garam sebesar 2.749 ton.
Pada tahun 2018, hasil produksi garam Sampang mengalahkan Indramayu yang hanya produksi 285.242 ton garam. Setelah itu Kabupaten Pati dengan angka produksi garam sebanyak 265.221 ton.
Kemudian disusul Kabupayen Bima di urutan ke empat dengan capaian produksi garam 263.224 ton di 2018.
Sayang, data statistik KKP belum menyajikan realisasi produksi garam di tahun 2019 dan 2020 secara rinci.
Berdasar hasil penulusuran Mata Madura, hasil produksi garam nasional pada tahun 2019 mencapai 2,11 juta ton garam.
Sedangkan kebutuhan garam nasional tahun 2019 sebanyak 4,46 juta ton dengan kebutuhan industri mencapai 83,86 persen atau 3,74 juta ton.
Sementara hasil produksi garam hingga akhir 2020, mencapai 2,89 juta ton. Sedangkan kebutuhan garam untuk tahun 2021 mencapai 4,6 juta ton.
Kabupaten Sumenep mampu produksi garam 126.662 ton di tahun 2017
Kantor Pusat PT Garam sebuah BUMN yang bergerak di produksi garam berlokasi di Kabupaten Sumenep.
Dari hasil penelusuran Mata Madura, keberadaan kantor PT Garam di Sumenep sudah berlangsung sejak Indonesia belum merdeka menjadi NKRI.
Lahan-lahan garam mlik PT Garam di Kabupaten Sumenep terbentang luas dan tersebar di berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Sumenep.
Lahan pegaraman milik PT Garam (Persero) di Kabupaten Sumenep seluas 2.600 hektar.
Namun, Kabupaten Sumenep hanya mampu memproduksi garam sebanyak 126.662 ton pada tahun 2017. Yang secara nasional, pada tahun 2017 garam Sumenep jadi produsen garam terbesar kedua setelah Kabupaten Indramayu dengan hasil produksi garam 167.930 ton.
Lahan garam di Sumenep. Selain lahan garam milik PT Garam begitu luas. Juga ada lahan garam milik rakyat yang berasal dari lahan buatan secara mandiri dengan luas mencapai ratusan hektare.
Selain di Sumenep. Lahan garam milik PT Garam ada di Kabupaten Pamekasan seluas 850 hektar. Lahan garam di Kabupaten Sampang mencapai 1.100 hektar.
Bersambung…
Hambali Rasidi