Politik

Anies-Sandiaga, Dwitanggal?

×

Anies-Sandiaga, Dwitanggal?

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Anies-Sandi
Anies Baswedan-Sandiaga Uno (alinea.id)

Isu ini sudah beredar cukup lama. Disebutkan bahwa surat tersebut berisi perjanjian politik antara Prabowo dan Anies yang ditandatangani menjelang pelaksanaan pemilihan gubernur DKI 2017. Ketika itu pasangan Anies-Sandi diusung oleh Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Kabarnya surat itu berisi janji Anies Baswedan untuk tidak maju sebagai calon presiden jika Prabowo juga maju sebagai calon presiden.

Versi lain menyebutkan bahwa surat itu berisi kesepakatan bahwa jika memenangkan kontestasi pilgub DKI maka pasangan Anies-Sandi harus menuntaskan masa baktinya selama 5 tahun. Kabar yang beredar menyatakan bahwa pada pilpres 2019 Prabowo mengajak Anies untuk maju sebagai calon wakil presiden, tetapi Anies menolak dan memilih untuk tetap melanjutkan tugasnya di DKI. Akhirnya justru Sandi yang bersedia menjadi cawapres Prabowo dan Sandi meninggalkan tugasnya sebagai wakil gubernur DKI.

Bertemu dan berpisah dalam politik adalah hal biasa. Anies sering memakai ungkapan ‘’datang tampak muka, pergi tampak punggung’’, artinya datang dengan kulanuwun baik-baik dan pergi dengan berpamitan baik-baik. Sandi bertemu dengan Anies secara baik-baik dan kemudian berpisah secara baik-baik. Seharusnya hubungan baik tetap dijaga. Tetapi, rupanya ada ‘’invisible hand’’ yang membuat Sandi harus mencederai hubungan baiknya dengan Anies.

Isu surat rahasia itu dimunculkan dan diramaikan lagi beberapa hari terakhir. Mungkin tujuannya untuk mengerem laju Anies yang terlihat makin kencang, setelah tiga partai politik anggota Koalisi Perubahan resmi mendukung Anies sebagai calon presiden.

Serangan terhadap koalisi—terutama Partai Nasdem sebagai motor koalisi—sangat santer. Yang terbaru adalah rencana kocok ulang kabinet oleh Presiden Jokowi untuk menyingkirkan Nasdem dari koalisi. Rencananya Jokowi akan mengumumkan kocok ulang ‘’Rabu’’. Indikasinya makin kuat ketika Selasa (31/1) ada dua rapat terbatas dengan Jokowi yang tidak dihadiri oleh dua menteri Nasdem, Sahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya. Dua menteri ini mungkin sudah merasa sebagai menteri demisioner.

KPU Bangkalan