CatatanPemerintahan

Apa Kabar Loyalis Fauzi-Eva?

×

Apa Kabar Loyalis Fauzi-Eva?

Sebarkan artikel ini
Peran Loyalis Fauzi-Eva?
Gambar Fauzi-Eva saat Pilkada Sumenep 2020.

SUDAH lama tak dengar suara-suara para relawan atau loyalis Fauzi-Eva di medsos.

Biasanya. Mereka sahut bersahutan di sejumlah grup WA dan aplikasi Facebook.

Kontennya macam-macam. Kalau gak share berita tentang Bupati Fauzi atau Wabup Nyi Eva. Ya..foto-foto aktivitas Bupati Fauzi dan Wabup Nyi Eva.

Kalau saat jelang Pilkada Sumenep 2020 jangan tanya.

Saya mau cerita pasca Fauzi-Eva dilantik sebagai Bupati Sumenep dan Wabup Sumenep akhir Februari lalu.

Kenapa saya nyari peran relawan atau loyalis Fauzi-Eva saat PPKM?

Saya hanya kasihan kepada Fauzi-Eva saat memimpin Sumenep ada pandemi covid yang begitu komplek dampaknya.

Saya ingin menggugah moral mereka para loyalis dan relawan agar peduli meringankan beban Fauzi-Eva.

Karena, menangani pendemi Covid yang begitu komplek dan berdampak ke mana-mana tak bisa dipikul pemerintah semata. Apalagi berharap banyak penyelesaian dari seorang Bupati dan Wabup.

Bupati dan Wabup hanya pejabat politik. Tugasnya tak gampang untuk menyelesaikan dampak pendemi Covid yang begitu komplek.

Bayangkan, ada warganya yang terinfeksi butuh pelayanan kesehatan. Ada juga yang isolasi mandiri tak tersentuh bantuan.

Lain lagi mereka yang terdampak ekonomi dan masih banyak yang lain butuh penanganan.

Bupati Fauzi dan Wabup Nyi Eva sebenarnya butuh peran para loyalis dan relawan yang siap pasang badan seperti yang ditampakkan jelang Pilkada Sumenep 2020.

Para loyalis itu diharap bisa menjadi garda terdepan bersama segenap elemen warga Sumenep untuk saling bahu membahu mengatasi dampak pandemi covid yang begitu komplek.

Bersyukur. Bupati Fauzi dan Wabup Nyi Eva punya cara sendiri menghadapi pendemi Covid.

Keduanya tak lebay dalam bertindak. Tak  bawa beras saat malam hari ke rumah warga.

Bupati Fauzi bercerita cara mengatasi pandemi covid di Sumenep, memperhatikan di bagian hulu. Sebelum menangani di hilir.

Bagian hulu. Bupati Fauzi menggerakkan pasukan kampoeng covid yang sudah lama ada di setiap desa untuk tracing dan vaksinasi.

Bagian hilir. Bupati Fauzi menyiapkan ketersediaan rumah sakit rujukan Covid-19 dan menambah rumah isolasi.

Untuk Bansos Covid-19 juga menggerakkan ASN dan Baznas membantu warga terdampak PPKM. Termasuk Disperindag, Dinsos dan Diskop, katanya juga mengidentifikasi para UMKM sebagai penerima bantuan dampak PPKM.

Kalau semua yang terkonsep sudah dilakukan penanganan Covid-19 dan dampaknya. Kenapa masih butuh peran  relawan atau loyalis Fauzi-Eva?

Ini yang saya maksud Fauzi-Eva lagi gundah. Belum genap setahun menjabat sudah dihadapkan pada penanganan pandemi covid dan dampaknya.

Penanganan Covid-19 itu tak semudah diungkapkan dengan kata-kata dan gambar-gambar yang berseliweran di medsos.

Rumah Sakit di Kangean kewalahan melayani pasien-covid dan jenazah covid.

Syukri, anggota DPRD Sumenep dari Kangean bercerita saat angka kematian covid meningkat di Kangean. Petugas pemulasaraan jenazah covid di rumah sakit di Kangean tak ada. Petugas menyerahkan kepada keluarga jenazah untuk melakukan sesuai SOP.

Lain lagi kebutuhan oksigen dan sebagainya.

Yang lebih pasti dan tampak adalah geliat kampoeng-kampoeng Covid-19 yang dielu-elukan Bupati Fauzi masih belum terlihat gaungnya. Bagaimana perannya dalam tracing dan vaksinasi.

Sejauh mana kepedulian pemerintah desa dalam mengalokasikan DD-nya dalam penanganan damak covid.

Sejauh mana penyaluran BLT DD untuk warga terdampak? Apakah masih ada warga terdampak Covid yang belum tercover Bansos? Apakah masih ada warga yang isoman butuh bantuan? Dan yang lain-lain.

Rakyat Sumenep terdampak itu perlu sentuhan hati yang tulus. Bupati dan Wabup tak bisa mengcover wilayah Sumenep yang terpisah darat dan pulau dengan model blusukan.

Bupati dan Wabup sangat butuh loyalisnya untuk mengawal konsep-konsep penangannya.

Sejauhmana OPD-OPD itu melaksanakan konsep penanganan yang dirumuskan bupati.

Apakah ada warga yang menjalani Isoman butuh bantuan pemerintah?

Sejauh mana pemerintah desa melaksanakan instruksi Bupati Sumenep dalam pemanfaatan DD untuk penanganan warga terdampak Covid.

Para loyalis Fauzi-Eva perlu berada di garda terdepan. Mewakili sosok Fauzi-Eva di tengah masyarakat Sumenep. Biar hati warga Sumenep yang lagi terdampak bisa terobati.

Lalu muncul pertanyaan, apa yang bisa dilakukan para loyalis jika tak disediakan asupan gizi anggaran? Sementara, anggaran penanganan covid sudah ada keperuntukannya.

Bupati sebagai kepala daerah bisa menggerakkan perusahaan-perusahaan swasta yang bertempat di Sumenep untuk menyalurkan sebagian labanya. Kalau dalam bahasa kerennya, itu namanya CSR.

Saya tak perlu menyebut berapa jumlah perusahaan swasta yang banyak mengeruk keuntungan dari Sumenep berpuluh-puluh tahun. Toh para perusahaan itu tiap tahun selalu mengumumkan partisipasinya ke Sumenep.

Sebelum Covid-19. Ada relawan sosial di Sumenep menyalurkan bantuan untuk warga yang butuh. Namanya Sumenep Berbagi. Relawan sosial itu bergerak secara sporadis kepada warga-warga yang butuh.

Dari mana donasi relawan itu? Ya…dari pribadi-pribadi yang bersedia membagi rezekinya untuk disalurkan kepada warga yang butuh melalui relawan Sumenep Berbagi.

Saat covid berlangsung. Hadir Gusdurian di Sumenep untuk menyalurkan paket bantuan dari donatur yang dikirim dari Jakarta.

Setidaknya. Loyalis Fauzi-Eva ikut menghibur warga Sumenep yang terdampak COVID-19.

Perlu membantu perbaiki data-data penerima Bansos yang masih amburadul.

Atau membuat Posko Pengaduan Covid-19 untuk membantu mendiagnosa problem penyelesaian yang akan dilakukan Bupati Fauzi dan Wabup Nyi Eva.

Kalau bukan para loyalis, siapa lagi yang akan bantu ringankan beban Fauzi-Eva?

Kalau tidak sekarang, apa masih mau nunggu 2024 sekalian? (hambali rasidi)

KPU Bangkalan