Catatan

Cara Bupati Fauzi Menyiasati Keterbatasan Anggaran 

×

Cara Bupati Fauzi Menyiasati Keterbatasan Anggaran 

Sebarkan artikel ini

Catatan: Hambali Rasidi

Cara Bupati Fauzi Menyiasati Keterbatasan Anggaran 

matamaduranews.com-BANYAK yang bertanya. Apa sih, Kelebihan Pak Fauzi Jadi Bupati Sumenep?.

Sebelum lanjut jawaban. Perlu diketahui,  APBD Sumenep sebesar Rp 2,7 triliun. Tersisa 20% yang bisa dinikmati masyarakat. Karena sebanyak 80% dari APBD Sumenep sudah terkuras untuk biaya rutin. Seperti pendidikan dan kesehatan serta Gaji dan operasional ASN.

Sementara, aspirasi warga Sumenep menumpuk. Mengakomodir wilayah Barat, misalnya. Wilayah Timur harus juga terakomodir. Padahal anggaran yang tersedia tak cukup memenuhi berbagai aspirasi-nya.

Lain lagi, beragam aspirasi itu harus diwujudkan dalam tempo se-singkat-singkatnya. Dengan terwujud  bersamaan antara daratan dan kepulauan.

Nah..Untuk menyiasati itu,  Bupati Fauzi punya jurus.

Apa itu?

Ya..Sumenep Pentahelix

******

WAKTU 3,5 tahun memimpin Kabupaten Sumenep menjadi tantangan tersendiri bagi Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo. Selain waktu begitu singkat. Awal dilantik pada 26 Februari 2021 berada pada suasana Covid-19.

Langkah cerdas perlu diambil. Yaitu, memetakan hal-hal prioritas yang menjadi kebutuhan warganya. Lalu mengimplementasikan dalam program melalui pola pentahelix.

Model pentahelix sengaja ditempuh Bupati Fauzi sebagai cara ampuh menyiasati keterbatasan anggaran dalam mewujudkan program-program Pemkab Sumenep.

Secara terbuka Fauzi melibatkan segenap stakeholder yang ada. Mereka diajak bersama untuk berperan aktif mewujudkan apa yang menjadi aspirasi warga Sumenep.

Pada tataran OPD (organisasi perangkat daerah). Bupati Fauzi mengajak para OPD dalam merumuskan dan mengimplementasikan program bisa mengcover kebutuhan dari hulu hingga hilir. Program kegiatannya menjadi satu kesatuan dari program antar OPD.

Salah satu problem Sumenep yang sangat mendesak untuk diatasi Bupati Fauzi adalah pengentasan kemiskinan. Lima tahun terakhir berdasar data BPS. Jumlah penduduk miskin di Sumenep mengalami fluktuatif.

Seperti pada tahun 2018, jumlah penduduk miskin di Sumenep mencapai 20,16 persen. Pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 19,48 persen. Pada tahun 2020 meningkat sebanyak 20,18 persen.

Pada awal kepimpinan Fauzi di tahun 2021, jumlah penduduk miskin di Sumenep mencapai 20,51 persen. Baru pada tahun 2022, jumlah penduduk miskin di Sumenep mengalami penurunan menjadi 18,76 persen. Kemudian pada 2023 angka kemiskinan kembali menurun menjadi 18,70.

“Kemiskinan itu diketahui dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Pengeluaran (Modul KP) periode Maret 2023,” begitu Kepala BPS Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Chandra memberi keterangan ke media.

Pengurangan jumlah penduduk miskin di Sumenep sekitar 18.000 jiwa dibanding tahun 2021 tak lepas dari langkah Pentahelix.

Bupati Fauzi membuat Perbup (Peraturan Bupati) penyusunan APBDes yang bersinergi dengan program APBD. Sinergitas APBDes dan APBD sengaja ditempuh untuk menutupi apa yang menjadi kekurangan APBD bisa ditopang lewat APBDes.

Sinergitas itu, tampak terlihat pada program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sumenep yang sudah terintegrasi. Seperti, program penanganan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting, pengobatan TBC, RTLH dan sebagainya.

Setiap desa melalui APBDes sudah mengalokasikan program pengentasan kemiskinan. (*)

Bersambung…

KPU Bangkalan
Pilkada Sumenep
Catatan

matamaduranews.com-Yang berisik masih di medsos. Bersifat bunyi-bunyian antar…

Hosnan Abrory
Catatan

matamaduranews.com-Nama Hosnan Abrory ramai diperbincangkan. Sebagai Ketua DPRD…