Ini Alasan Anak Yang Ngotot Memenjarakan Ibu Kandung di Demak

×

Ini Alasan Anak Yang Ngotot Memenjarakan Ibu Kandung di Demak

Sebarkan artikel ini
Anak Memenjarakan Ibu Kandung
Agesti Ayu Wulandari anak yang sengaja melaporkan ibu kandungnya ke Mapolres Demak, Jateng menjelaskan alasan dirinya ngotot ingin memenjarakan Sumiyatun, ibu kandung sendiri. (FOTO/Ist)

matamaduranews.comJATENG-Masih ingat kisah anak yang memenjarakan ibu kandung, gegara pipi tergores kuku sang Ibu?

Anak perempuan itu bernama Agesti Ayu Wulandari (19). Dia mengaku sengaja melaporkan Sumiyatun, ibu kandungnya sendiri untuk memberi hikmah.

Agesti tak ingin mencabut laporannya dan ingin ibu kandungnya terus diproses secara hukum.

Hal itu dilakukan Agesti ingin mencari keadilan dan penegakan hukum.

Kendati demikian, Agesti tetap menganggap ibu yang dilaporkan dan sempat ada di balik jeruji besi Mapolres Demak adalah ibu kandungnya.

BACA JUGA: Kisah Anak Memenjarakan Ibu Kandung, Gegara Pipi Tergores Kuku Sang Ibu

Melalui unggahan video berdurasi 2,35 menit yang diterima Mata Madura, Senin (11/1/2021) mahasiswa semester I di salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini, menyampaikan alasannya:

Berikut penjelasan Agesti sebagaimana yang ia sampaikan dalam videonya:

“Saya Agesti Ayu Wulandari, mungkin di luar sana, para netizen dan rekan-rekan sekarang lagi ramai dengan berita anak durhaka yang telah melaporkan ibu kandungnya sehingga terancam penjara.

Perlu saya jelaskan mungkinkah seorang anak memenjarakan seorang ibu, jika ibunya tidak keterlaluan?

Ini pertanyaan dasar.

Mohon dijawab di hati.

Dan jujur mengapa saya melaporkan ibu saya.

Pertama, karena saya tidak ingin membuka ibu saya dan aib keluarga saya.

Saya hanya ingin mencari keadilan. Karena keadilan itu ada di hukum.

Sehingga mudah-mudahan keadilan ini bisa saya dapatkan.

Saya mahasiswa semester I dan punya dua adik.

Mudah-mudahan ini bisa menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita semua.

Khususnya kepada orangtua saya, yaitu ibu saya.

Mudah-mudahan ibu saya yang melahirkan saya bisa intropeksi.

Dan jangan malu meminta maaf karena menyebarkan berita bohong dan berita dusta.

Sekali lagi, bagaimanapun, walaupun saya mencari keadilan, mencari penegakan hukum, saya tetap menganggap ibu saya adalah ibu saya.

Ibu saya yang telah melahirkan saya.

Tetapi Allah memerintahkan kita agar kita mendapatkan keadilan dari negara, juga mendapatkan keadilan dari negara.

Sekali lagi, saya Agesti Ayu Wulandari memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia jika ada pemberitaan yang kurang berkenan di hati. (redaksi)

KPU Bangkalan