matamaduranews.com–SUMENEP-Kehadiran Jembatan Gantung Aladin yang menghubungkan Dusun Talesek, Desa Gapura Barat dengan Kampung Lambi Cabbi, Desa Gapura Tengah, Kecamatan Gapura, tentu sangat disyukuri warga sekitar.
Namun, rasa senang terhadap akses jalan tersebut tak berlangsung lama. Pasalnya, jembatan yang berjarak sekitar 50 meter dengan Asta K. Sudagar alias Syekh Muhammad itu malah mengundang perbuatan mesum di mushalla asta.
Ceritanya, sejak Jembatan Gantung Aladin program Kementerian PUPR melalui salah satu anggota DPR RI itu rampung bulan April lalu, langsung menjadi pusat perhatian. Banyak muda-mudi menghabiskan waktu di jembatan tersebut, terutama sepanjang bulan Puasa kemarin.
Sayangnya, menurut cerita para pemuda sekitar yang mengurus Asta putra Syekh Mahfudz Asta Gurang Garing Lombang itu, sebagian muda-mudi yang bermain di Jembatan Gantung Aladin ada yang berani berbuat nakal.
Sejumlah muda-mudi ditemukan berdua-duaan di mushalla Asta K. Sudagar oleh warga, yang seharusnya digunakan sebagai tempat tawasul, berdzikir maupun shalat bagi para peziarah.
“Selama bulan puasa kemarin ramai. Dari pagi sampai sore banyak muda-mudi main di jembatan itu,” kata Fawaid, salah satu pemuda yang mengurus Asta K. Sudagar, Sabtu (30/05/2020) malam.
Awalnya, warga sekitar tidak merasa terganggu dengan keramaian itu. Namun setelah beberapa kali melihat sejumlah muda-mudi menggunakan mushalla untuk berdua-duaan, mereka mulai resah.
“Mereka masuk ke mushalla. Posisi mushalla kan di sebelah timur jalan. Jadi, kalau berduaan atau pacaran di sana gak kelihatan,” jelas Fawaid.
Melihat hal yang tak patut tersebut, tentu saja warga sekitar, termasuk para pemuda sudah memberikan teguran. Namun, hingga saat ini masih ada yang ditemukan berduaan di mushalla Asta K. Sudagar.
“Tadi pagi masih kita temukan. Kita kasih peringatan mereka. Karena tidak pantas muda-mudi berduaan di mushalla asta meskipun tidak sampai berbuat yang ‘aneh-aneh’,” tutur Fawaid.
Karena itulah, pihaknya bersama para pemuda setempat tergerak mencari solusi supaya mushalla Asta K. Sudagar tidak lagi digunakan sebagai tempat mesum. Kemudian didukung para sepuh Kampung Coba’, mereka membuat baner berisi imbauan dan peringatan.
“Akhirnya kita buat baner peringatan. Kita susun kalimat yang tegas, mungkin malah agak sedikit kasar, biar tidak ada lagi yang berani berduaan di mushalla,” ujar Fawaid.
Setidaknya ada tiga macam baner peringatan yang dipasang para pemuda Kampung Coba’ di dinding mushalla atas nama Tim Keamanan Asta K. Sudagar pada Sabtu (30/05/2020) malam.
Salah satunya bertulis “Jangan Kotori Tempat Ini dengan Perbuatan yang Melanggar Norma dan Agama atau Perbuatan yang Tidak Semestinya, Jika Tidak Ingin Berurusan dengan Pihak Yang Berwajib”.
“Dua peringatan lainnya Dilarang Masuk Kecuali untuk Bertawassul dan Dilarang Foto / Selfie di Area Asta,” imbuh Muhammad Imam Santoso, yang ikut memasang baner peringatan bersama sejumlah pemuda.
Kepada Mata Madura, Imam membenarkan penuturan Fawaid. Selain mendatangkan kemudahan akses bagi kedua desa yang dibelah sungai Lambi Cabbi, Jembatan Gantung Aladin itu juga mengundang persoalan moral.
“Makanya kami para pemuda di sini atas dukungan para sepuh akhirnya memasang baner peringatan ini,” tegas Imam.
Selain itu, sambung Fawaid, pemasangan baner peringatan tersebut juga merupakan saran dari keluarga Ponpes Lambi Cabbi, yang masih keturunan K. Sudagar. Sehingga, para pemuda semakin mantap melakukannya.
“Kita berharap peringatan ini bisa membuat mereka tidak lagi berpikir untuk berbuat mesum di sekitar sini. Apalagi di area asta,” tandas Fawaid.
Rafiqi, Mata Madura