Prof Mahbubani bukan orang sembarangan. Ia disebut sebagai salah satu intelektual pemikir terkemuka di Asia. Di level dunia, nama Mahbubani masuk dalam daftar 50 besar pemikir paling berpengaruh. Ia menjadi guru besar di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS). Pusat studi kebijakan publik ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia, dan di Asia menempati ranking nomor satu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pemikiran-pemikiran Mahbubani sangat tajam dan jernih. Salah satu bukunya yang paling berpengaruh adalah ‘’The New Asian Hemisphere: The Irresistible Shift of Global Power to The East’’ (2011) yang menggambarkan Asia sebagai kekuatan global baru menggeser Eropa dan Amerika yang sudah mulai memudar.
Mahbubani melihat bahwa pada abad ke-21 ini Asia sudah berada pada jalur yang tepat dalam ‘’derap pembangunan’’, untuk bisa mengambil alih kemajuan Barat.
Buku ini sudah diterjemahkan kedalam 12 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Buku ini menjadi bacaan wajib di hampir semua universitas terkemuka di Asia. Universitas terkemuka di Eropa dan Amerika—termasuk Universitas Harvard– juga menjadikan buku ini sebagai referensi wajib.
Sebelum menulis buku ini, Mahbubani terlebih dahulu menerbitkan buku berjudul ‘’Can Asian Think?’’ (1998). Buku ini sangat provokatif dan kritis dalam memperbandingkan peradaban Asia dan Barat.
Peradaban Asia sudah jauh lebih maju dari Barat pada milenium pertama sejarah dunia. Tapi, pada abad ke-19 Asia berbalik ketinggalan jauh dari Barat, dan malah menjadi wilayah jajahan Barat.
Banyak kelemahan cara berpikir orang Asia yang disorot Mahbubani. Kelemahan berpikir itu dianggap sebagai titik lemah yang menjadikan peradaban Asia inferior ketika berhadapan dengan Barat.
Tetapi, Mahbubani mengingatkan bahwa pada milenium kedua sekarang ini tanda-tanda kebangkitan kembali Asia sudah mulai tampak jelas. Asia, kata Mahbubani, siap bangkit untuk merebut kembali kejayaan yang hilang.
Pemikiran Mahbubani yang cemerlang membuatnya dianggap sejajar dengan sejarawan besar Arnold Toynbee. Mahbubani juga disejajarkan dengan sosiolog besar Max Weber. Para pemikir besar dunia seperti Prof. Samuel Huntington mengakui kehebatan Mahbubani.
Dengan kredensial yang sangat mentereng seperti itu Mahbubani akan menjadi perhatian dunia ketika berbicara mengenai apa pun. Karena itu pula pernyataannya mengenai Jokowi sebagai presiden jenius segera menjadi heboh.
Analisis Mahbubani disampaikan dalam tulisan berjudul ‘’The Genius of Jokowi’’ yang tayang pada 6 Oktober 2021 pada Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.
Next: Mahbubani mengatakan…..