Meski demikian, ketika momen itu tiba ternyata para pemain Spanyol yang justru dihinggapi demam panggung, grogi, dan panik. Pemain-pemain Maroko dengan mental baja, nothing to lose, tanpa beban, justru tampil mematikan. Tendangan Hakim Ziyech diarahkan dengan keras ke tengah gawang. Tendangan Panenka Hakimi seolah menaburkan garam ke luka Spanyol.
Di babak delapan besar Maroko akan menghadapi Portugal yang perkasa menggasak Switzerland 6-1. Tanpa Ronaldo sebagai starter Portugal ternyata menjadi tim yang lebih garang. Kemenangan ini menjadi yang terbesar selama pelaksanaan Piala Dunia Qatar.
Maroko sudah telanjur panas dan melaju seperti mesin yang sulit dihentikan. Pertandingan melawan Portugal bukan sekadar pertandingan sepak bola, tapi pertandingan peradaban yang mempunyai sejarah panjang sampai ke abad ke-16, ketika terjadi perang antara Maroko yang Muslim vs Portugal yang Kristen.
Dunia akan menahan nafas menyaksikan Singa Atlas Maroko bertarung melawan Os Navigadores, para pelaut ulung Portugal. (*)
kempalan