Olahraga

Kejutan Maroko

×

Kejutan Maroko

Sebarkan artikel ini
Tim Maroko
Aksi sujud sukur tim Maroko usai taklukan Spanyol

Pemain-pemain Eropa dan Amerika sibuk membawa WAG (wives and girlfriends) ke Piala Dunia dan berbagai perhelatan besar lainnya. Setiap kali ada perhelatan besar bintang-bintang sepak bola Eropa selalu membawa WAG masing-masing.

Tidak jarang kehadiran WAG yang rata-rata selebritas papan atas itu memusingkan manajer tim karena tuntutannya yang bermacam-macam.

Kehadiran WAG tentu dimaksudkan untuk menambah semangat pemain. Tapi, tidak jarang kehadiran mereka malah kontra-produktif.

Itu sebabnya pelatih timnas Jerman Joachim Loew melarang pemain-pemainnya berhubungan seks selama pelaksanaan Piala Dunia 2018 di Rusia. Beberapa tim seperti Brazil dan Meksiko juga pernah menerapkan larangan yang sama.

Bintang Maroko punya kebiasaan yang berbeda. Alih-alih membawa WAG dan menempatkan mereka di tribun utama, pemain Maroko memilih membawa ibundanya dan menempatkannya di tribun depan.

Ashraf Hakimi yang paling konsisten dengan ritual itu. Ketika tadi malam Maroko mengalahkan Spanyol Hakimi menghampiri ibunya di tribun dan merangkul serta menciumnya.

Itulah yang menjadi pembeda Maroko dari tim Eropa. Banyak pemain Maroko yang bermain di Eropa, terutama di Spanyol. Kedekatan geografis dan sejarah kedua negara membuat banyak pemain Maroko lebih nyaman bermain di Spanyol.

Ashraf Hakimi bahkan lahir di Spanyol. Hakim Ziyech lahir di Belanda. Yasin Bounou lahir di Kanda. Mereka semua menimba ilmu di Eropa, dan memakai ilmunya untuk menundukkan gurunya.

Itulah yang antara lain ditunjukkan oleh kiper Yasin Bounou yang menjadi pahlawan Maroko dalam adu penalti.

Yasin Bounou bukanlah sosok yang asing bagi Spanyol. Dia sudah delapan tahun berada di kompetisi La Liga. Pada 2012, Bounou merantau ke Spanyol untuk masuk Atletico Madrid B. Dia direkrut dari klub utama Maroko, Wydad Casablanca.

Bounou tampil gemilang bersama tim cadangan Atletico. Ia bermain dalam 47 laga selama dua musim, lalu promosi ke tim utama Atletico Madrid pada 2014. Sayang, Bounou kalah bersaing dengan sederet kiper top seperti Jan Oblak dan Miguel Moya.

KPU Bangkalan