matamaduranews.com-Direktur RSUD Sumenep dr Erliyati merasa bersyukur rumah sakit yang dipimpinnya memiliki poli layanan yang menjadi rujukan pasien di Madura.
Poli layanan dimaksud adalah Poli Onkologi. “Mas. Ini satu-satunya di Madura. Di Jawa Timur hanya ada dua. Di RSUD Sumenep dan RSUD dr Soetomo Surabaya,” cerita dr Erliyati kepada Mata Madura, akhir Oktober lalu.
dr Erliyati tak kaget mendengar antrean pasien onkologi mulai malam pagi buta untuk mendapat antrean. Namun itu awal dibuka.
Seiring peningkatan pelayanan. RSUD Sumenep membuka dua model pendaftaran pasien onkologi. Yaitu dengan model offline dan online.
“Alhamdulillah sejak dilakukan dua model pendaftaran pasien. Antrean tak begitu menyita keluarga pasien. Namun, setiap layanan dibatasi jumlah pendaftar. Kan kasihan kalau terlalu over juga mempengaruhi pelayanan,” terang dr Erliyati.
Awal Mula Poli Onkologi
Beruntung RSUD Sumenep memiliki dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K)Onk. Sejak lulus kuliah dokter spesialis bedah pada tahun 2019. Dokter Ghaib langsung berinisiatif untuk membuka layanan Poli Onkologi di RSUS dr H Moh Anwar Sumenep.
Awal berdiri. Di tahun 2019. Pelayanan pasien onkologi di ruang Poli Bedah RSUD Sumenep.
Baru pada tahun 2020. RSUD Sumenep resmi membuka Poli Onkologi. Kendati demikian. Saat itu, Pasien BPJS belum bisa dilayani.
Baru pada tahun 2021. Penderita kanker dan sejenisnya bisa dilayani dengan kartu BPJS setelah ada MoU antara RSUD Sumenep dengan BPJS Madura, pada bulan Februari 2021.
“Sejak 2021 itu, kami bisa melayani pasien-pasien kanker di Madura dengan kartu BPJS,” cerita dr Ghaib kepada media bulan Oktober lalu.
Keberadaan Poli Onkologi di RSUD Sumenep, satu-satunya di Pulau Madura. Di Jawa Timur hanya ada dua. Yaitu di RSUD Dr Soetomo Surabaya dan RSUD Sumenep.
Sebagai pasien rujukan dari Sampang, Pamekasan, Sumenep. Keberadaan Poli Bedah Onkologi RSUD Sumenep menjadi
tumpuan para pasien. Namun jumlah Pasien dibatasi dengan cara mendaftar online dan offline.
“Kami batasi untuk pelayanan onkologi
maksimal 80 Pasien. Kalau dilepas atau tidak dibatasi bisa lebih dari 100 Pasien,” terang dr Ghaib.
Poli Onkologi RSUD Sumenep membuka praktik hanya 3 hari dalam seminggu. Yaitu pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sebagian besar kasus onkologi yang ditangani dr Ghaib adalah kanker payudara. Di RSUD Sumenep. Fasilitas mendukung kebutuhan penanganan kanker payudara.
“Alhamdulillah. Kami memiliki alat penunjang diagnostik yang lengkap
mulai dari mamografi, CT scan, patologi anatomi. Kita punya semua. Tidak semua RSUD di Madura punya mamografi, alat diagnostik itu,” katanya menambahkan.
Disebutkan, untuk penanganan kanker payudara. Peralatan di RSUD Sumenep sudah ada. Mulai dari operasi
kemudian kemoterapi, dan hormonal terapi.
“Yang belum kita punya adalah radioterapi karena memang di Jawa Timur itu hanya beberapa rumah sakit besar saja yang punya rasilitas radioterapi. Radioterapi itu sinar kata masyarakat awam,” tambahnya.
Alat Radioterapi, katanya, ada di RSUD dr Soetomo, RSAL, RSUD Syaiful Anwar di Malang. RSUD Sidoarjo. Rumah Sakit Suandi, Surabaya.
“Hanya rumah sakit-rumah sakit besar yang punya. Mudah-mudahan nanti ke depan di Madura ini ada satu rumah sakit harapan kami di Sumeneb ini punya fasilitas radioterapi,” lanjut dr Ghaib.
dr Ghaib berharap Poli Onkologi RSUD Sumenep menjadi pusat layanan Onkologi di Pulau Madura. Sehingga bisa melayani secara paripurna.
Di RSUD Sumenep, dr Ghaib bisa menangani kasus solid tumor. Tumor-tumor padat mulai kanker payudara. Kanker kepala leher, kanker kulit. Kanker jaringan ikat.
“Kanker khusus bisa kita tangani, tidak perlu ke Surabaya dan memang yang paling banyak adalah kanker payudara
di Kabupaten Sumenep ini, di Madura pada umumnya,” pungkasnya. (bahri)