Warga Tolak Pasien Corona Dirawat di RSUD Waru Pamekasan

×

Warga Tolak Pasien Corona Dirawat di RSUD Waru Pamekasan

Sebarkan artikel ini
Warga Tolak Pasien Corona Dirawat di RSUD Waru Pamekasan
Unjuk rasa warga yang menolak tiga pasien corona dirawat di RSUD Waru, Pamekasan. (cnnindonesia)

matamaduranews.com-PAMEKASAN-Tiga pasien covid-19 di Pamekasan sedang dirawat di RSUD Waru, Pamekasan. Namun, keberadaan tiga pasien itu ditolak oleh ratusan warga.

Mereka berunjuk rasa menolak keberadaan pasien corona yang sedang menjalani rawat isolasi di RSUD Waru. Warga menilai RSUD Waru belum memenuhi standar melayani pasien corona, sebelum membenahi tata pelayanan rumah sakit.

RSUD Waru Pamekasan ini sebenarnya dibangun di wilayah pantai utara Pamekasan untuk mempercepat pelayanan kesehatan. Sehingga warga pantura tidak perlu jauh pergi ke wilayah kota Pamekasan.

Namun, warga punya penilaian beda. Warga mengaku belum merasakan perbaikan pelayanan kesehatan atas rumah sakit tersebut.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (4/6) ada tiga pasien corona yang dirawat di RSUD Waru. Mereka dibawa ke RSUD Waru karena ruang isolasi di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan penuh.

Koordinator unjuk rasa, Pusadi mengatakan, pasien corona di RSUD Waru tidak diawasi ketat sebagaimana layaknya pasien corona di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo.

Pusadi menyebut, satgas dan keamanan rumah sakit sering ditemukan lalai menjaga pasien corona.

“Bagaimana mau membenahi pelayanan, pasien corona saja belum diawasi ketat. Mereka dirawat layaknya hanya sebagai pasien biasa. Masak pasien corona diberikan ruang bebas berkeliaran,” sebut Pusadi.

Menurutnya, ketika masyarakat mendapat kabar jika RSUD Waru dijadikan rujukan pasien corona, mereka panik. Masyarakat juga meminta agar RSUD Waru fokus membenahi pelayanan rumah sakit, ketimbang ikut menangani pasien corona.

“Artinya kami mewakili mayoritas warga pantura ini menolak pasien corona diisolasi dan dirujuk ke RSUD Waru. Kami minta pasien corona untuk diisolasi di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo,” katanya.

Sementara itu, Direktur RSUD Waru, Hendarto membantah jika pasien corona di wilayah pengawasannya diberi ruang beraktivitas, apalagi sampai dikabarkan kabur. Meski demikian, Hendarto mengakui jika pasien corona tersebut berkeliaran karena jenuh.

“Kalau kabur berarti berada di luar rumah sakit. Ini pasien tidak kemana-mana. Sekarang dalam proses isolasi mandiri di rumah sakit,” katanya.

Hendarto enggan menjelaskan aksi warga pantura menolak pasien corona ditempatkan di RSUD Waru.

Namun, dia memastikan dalam waktu dekat akan berdiskusi secara baik-baik dengan mereka melalui forum audiensi sehingga polemik tentang pasien corona dapat direspons dan dipahami semua pihak. (cnnindonesia)

KPU Bangkalan