Olahraga

Home Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan……

×

Home Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan……

Sebarkan artikel ini
Home Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan......
Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan. foto: bolamadura.com

Memo PSSI mengancam MU FC tidak ber-homebase di SGRP Pamekasan. Kendati ancang-ancang cari pelarian, langkah Bupati Achmad Syafi’I sangat menentukan harapan tuan rumah lancar di laga resmi Maret mendatang.

Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan. foto: bolamadura.com
Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan.
foto: bolamadura.com

MataMaduraNews.comPAMEKASAN-Kabar tak menyenangkan itu disampaikan Harun Soemitro, Minggu, 19 Februari lalu. Manajer Madura United FC (FC) tersebut menyatakan timnya terancam tidak akan bisa menggunakan Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan sebagai homebase-nya lagi, saat jumpa pers usai laga pamungkas Grup E Piala Presiden 2017 antara Laskar Sape Kerrap versus PSCS Cilacap.

Meski gemberi meraih tiket 8 besar, Haruna-sapaan akrabnya, nampak muram. Ia mengabarkan, MU FC bisa menjadi musafir untuk mencari homebase karena SGRP, tempat yang sudah strategis dari sisi letak geografis di Pulau Garam ini bagi MU FC, sudah mendapat memo dari PSSI.

”Kesuksesan ini membawa catatan yang sangat menyedihkan bagi kami Madura United, karena kami mendapat surat cinta (memo, red) dari operator atau pun penyelenggara. Ada beberapa catatan, khususnya dalam field of play yang saat ini justru yang akan kita lihat, yang akan kita khawatirkan adalah ke depan nasib Madura United ber-homebase di Pamekasdan ini akan terancam,” tegas Haruna.

Harapannya, pihak Laskar Sape Kerrap menginginkan catatan penting dari PSSI agar segera dieksekusi. ”Karena kami sebagai user, kami ini pemakai, kami ini penyewa, kami ini adalah pihak yang bukan bertanggung jawab terhadap stadion ini (SGRP, red). Kami berharap catatan-catatan penting itu bisa sesegera mungkin difinalisasi atau diselesaikan karena kompetisi sebentar lagi akan digelar,” ucapnya.

Manajer tim yang berbasis di Pualau Garam itu juga memberikan warning karena Indonesia Super League (ISL) yang lama vakum sudah akan digelar pada 26 Maret 2017. ”Saya berandai-andai, andai kata kompetisi 26 Maret sudah dieksekusi, maka hampir pasti Pamekasan tidak akan menjadi tuan rumah atau kita tidak bisa ber-homebase di sini. Kita hitung sekarang sudah tanggal 19. Kalau itu dieksekusi tanggal 26, maka perbaikan stadion itu pasti tidak mungkin bisa dilakukan dalam waktu cepat,” imbuhnya.

Kini, kemungkinan untuk ber-homebase di SGRP Pamekasan sudah begitu minim, jika melihat hitung-hitungan yang dibeber Manajer MU FC. Namun, pihak Laskar Sape Kerrap sudah memiliki ancang-ancang mengenai stadion yang bisa ditempati, seperti di SGB Bangkalan atau di stadion yang berada di Kabupaten Sidoarjo.

Dalam waktu yang sangat singkat, pihak manajemen MU FC langsung menyatakan dengan tegas untuk siap mengelola stadion tersebut. Artinya, Laskar Sape Kerrap bukan lagi sebagai user seperti sekarang dan akan memperbaiki segera mungkin. ”Kalau bolehHome Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan...... saya katakan, kalau Madura United ini kemudian ditunjuk sebagai pengelola, kita siap sesungguhnya melaksanakan amanah itu,” tukasnya.


Ada dua catatan yang dikirim oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Yaitu, Field of Play dan tribun. Memo tersebut _yang Mata Madura terima pada Senin, 20 Februari lalu, dari Media Officer MU FC dalam bentuk screenshot_berisi 6 catatan terkait Field of Play dan 2 catatan untuk Tribun.

Untuk Field of Play, enam catatan tersebut dijelaskan sebagaimana berikut:
1. Lapangan Tidak Rata. Itu juga terlihat jelas dalam shoot TV. Perataan lapangan menjadi perhatian serius, karena kompetisi mendatang di bawah pengawasan FIFAHome Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan....... Pemain sebagai aset utama klub, rentan mengalami cedera karena lapangan. APPI dan FIFA-Pro, menaruh perhatian serius akan kelalaian dalam menyiapkan lapangan pertandingan. Manual kondisi lapangan diatur secara khusus dan harus diperhatikan.

  1. Empat kali pertandingan Piala Presiden, kondisi lapangan sangat keras. Protes dari pemain kami terima usai pertandingan. Mengingat kompetisi nanti juga di bawah pengawasan FIFAHome Base Madura United FC Terancam Bukan di SGRP Pamekasan. Berikut Ulasan...... protes pemain bisa mereka ajukan langsung ke federasi dan tim tamu juga bisa mengajukan penolakan untuk bertanding dengan alasan lapangan tidak layak.
  2. Area teknik yang masih terdapat banyak kerikil sangat membahayakan bagi aktivitas pemain dan kru yang bertugas. Untuk itu, area tersebut harus ditutup penuh dengan karpet. Sebagai pertimbangan, dalam permainan, karena kencangnya lari dan tackling lawan, pemain bisa terpental ke area teknik.

  3. Tangga dari tribun VIP ke area teknik tidak ada, sehingga mobilitas match komisioner tidak bisa optimal.

  4. Selama pertandingan berlangsung di Pamekasan, posisi mobil DAMKAR (pemadam kebakaran, red) hanya terlihat di satu pintu utama.

  5. Akses masuk mobil untuk kepentingan evakuasi hanya bisa digunakan satu pintu.

Sedangkan untuk Tribun dua catatannya adalah:
1. Tribun ekonomi tidak ada sekat pemisah untuk blok supporter tim tamu. Sebagai regulasi, supporter tim tamu berhak untuk mendapatkan hak pembelian tiket sebanyak 5-10 % dari kapasitas stadion tuan rumah.

  1. Kenyamanan tribun terganggu dengan pagar besi yang besar. terdapat beberapa titik tempat duduk penonton yang terhalang rangka besi pagar. Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan penonton di titik-titik tertentu dan bisa menyebabkan chaos karena berebutan tempat pandang nyaman.

Mengenai memo PSSI ini dan pernyataan sikap Laskar Sape Kerrap untuk mengelola, Achmad Syafi’i selaku Bupati Pamekasan angkat bicara. Orang nomor satu di Kota Pendidikan itu berusaha menghasilkan langkah yang solutif dan merangkul dua klub yang akan ber-homebase di SGRP Pamekasan. Yaitu, MU FC dan Persepam MU. ”Kita melakukan komunikasi karena di sini ada dua klub ya. Saya, pemerintah harus merangkul dua-duanya,” papar Bupati Gerbang Salam, Rabu 22 Februari lalu.

”Kalau memungkinkan stadion itu dikerjasamakan dengan pihak ketiga, kalau tidak bisa kita bikin UPT dan itu sistem sewa. Tapi kalau memungkinkan itu kita pihak ketigakan, karena ini akan lebih maksimal pengelolaannya dan lebih cepat penanganannya. Ketika ada memo dari PSSI terkait beberapa kekurangan, jadi kita tidak bisa cepat karena kita tergantung anggaran, kecuali UPTD kita bentuk dan langsung BLUD,” imbuhnya.

Namun sinyal baik dari Bupati Kota Berteman untuk mengedepankan pihak ketiga dalam proses mengelolaan SGRP Pamekasan mendapat kabar buruk. MU FC yang menjadi salah satu pihak yang awalnya siap untuk mengelola justru mengundurkan diri dan akan hadir sebagai penyewa. ”Terima kasih kepada Pemkab Pamekasan yang telah melayani Madura United selama 3 pertandingan ISC dan Piala Presiden. Madura United mengundurkan diri sebagai pihak sebagai pihak yang mengajukan untuk mengelola SGRP atas pertimbangan menghindari konfrontasi arus bawah atas penolakan pengelolaan SGRP oleh kami,” tutur Haruna, Jumat, 24 Februari lalu.

Laskar Sape Kerrap akan menyewa di SGRP Pamekasan dengan catatan harus sesuai standar yang sudah ditentukan di regulasi. ”Kami akan berusaha hadir di SGRP sebagai penyewa. Itu pun dengan persyaratan bahwa lapangan dan area field of play sesuai dengan ketentuan regulasi kompetisi,” tambah Manajer MU FC.

Presiden Tim Laskar Sape Kerrap, Achsanul Qosasi menegaskan pernyataan sang manajer untuk mengundurkan diri sebagai pengelola. Pria yang akrap disapa AQ di Sosial Media (Sosmed) itu mengatakan ribet atas ketentuannya. ”Kita mundur saja, ribet soalnya,” tegasnya, Jum’at, 24 Februari lalu.

Mundurnya MU FC untuk menjadi kandidat pengelola bukan langsung angkat tangan. Tapi, AQ masih memberikan saran bagi Pemkab Pamekasan untuk memilih BUMD sebagai pengelola. ”Saya tadi sudah bertemu bupati (Achmad Syafi’i, red). Saya sarankan sebaiknya BUMD saja untuk mengelola stadion,” tambah AQ.
Syahid, Mata Madura

KPU Bangkalan