Penderita TBC di Sumenep Tertinggi di Jawa Timur, Ini yang Akan Dilakukan Pemkab

×

Penderita TBC di Sumenep Tertinggi di Jawa Timur, Ini yang Akan Dilakukan Pemkab

Sebarkan artikel ini
Penderita TBC di Sumenep Tertinggi di Jawa Timur
Suasana Lokakarya Penanggulangan TBC di Masa Pandemi Covid-19 bertempat di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Sumenep, Senin, 31 Mei 2021. (matamadura.bahri)

matamaduranews.comSUMENEP– Penderita penyakit TBC (tuberkulosis) di Kabupaten Sumenep dalam 3 tahun terakhir mengalami fluktuatif.

Jika dirunut jumlah penderita TBC se Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sumenep menempati jumlah penderita tertinggi dibanding 37 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Hal ini disampaikan programmer TBC Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Ibu dr Satiti Palupi saat menyampaikan materi di Lokakarya Penanggulangan TBC di Masa Pandemi Covid-19 bertempat di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Sumenep, Senin, 31 Mei 2021.

Dikatakan, jumlah kasus TBC di Sumenep pada tahun 2018 sebanyak 1.709 jiwa (79%). Pada tahun 2019, penderita TBC sebanyak 1.882 jiwa (87%).

Sedangkan pada tahun 2020 di masa pandemi penderita TBC di Kabupaten Sumenep ditemukan sebanyak 1.612 jiwa (73%). Khusus penderita TBC Anak ditemukan sebanyak 60 anak (3,5%) pada tahun 2020.

dr Satiti bercerita, penderita TBC pada tahun 2020 di Jawa Timur menempati urutan ke 8 secara nasional.

Karena itu, melalui loka karya penanggulangan TBC di Sumenep, dr Satiti berharap adanya program inovatif yang terintegrasi melalui Puskesmas untuk optimalisasi pelacakan dan pendampingan pengobatan TBC berbasis masyarakat. Sehingga data yang real-time bisa ditangani secara terintegrasi dengan semua layanan.

“Tak kalah penting, perlunya pelibatan berbagai sektor secara aktif dalam upaya eliminasi TBC di Kabupaten Sumenep,” terangnya.

Menanggapi paparan dr Satiti. Wakil Bupati Sumenep Ny Dewi Khalifah merespon baik dalam upaya mengurangi penderita TBC di Kabupaten Sumenep.

Penderita TBC di Sumenep Tertinggi di Jawa Timur

Nyai Wabup Khalifah kemudian menawarkan peran aktif organisasi perempuan semisal PKK, Muslimat, Fatayat, Aisiyah dan BAZNAS dalam memberikan pemahaman terhadap penderita TBC akan pentingnya berobat sampai tuntas.

“Nanti kita libatkan organisasi perempuan di Sumenep untuk mensosialisasikan kepada penderita TBC agar berobat sampai tuntas tidak berhenti di tengah jalan,” terangnya dalam sambutan.

Nyai Eva yakin, melalui gerakan partisipasi lintas sektor sangat mendorong percepatan eliminasi TBC pada tahun 2024 di Kabupaten Sumenep.

Sementara itu, Kepala Dinkes Sumenep, Agus Mulyono mengungkapkan, kasus TBC di Sumenep menjadi masalah kesehatan di tengah masyarakat karena angka penderitanya masih sangat tinggi.

“Kami berkomitmen untuk memberikan pengobatan secara tuntas kepada masyarakat penderita TBC termasuk pencegahan penularan dalam keluarganya secara maksimal,” katanya.

Agus mengaku, sudah banyak melakukan langkah terbaik demi menurunkan angka kasus TBC yang semakin melonjak di tengah pandemi Covid-19.

“Kabupaten Sumenep telah bekerja sama dengan Stop TB Partnership Indonesia (STPI), untuk bisa mencapai eliminasi TBC tahun 2024,” tandasnya.

“Kami sangat mendukung keterlibatan peran organisasi perempuan yang mempunyai jaringan hingga akar rumput untuk menyukseskan program pencegahan dan pengendalian TBC (tuberkulosis),” pungkasnya.

Bahri, Mata Madura

KPU Bangkalan