Peristiwa

Kakek di Bangkalan Meninggal Tergantung, Kaki dan Tangannya dalam Kondisi Terikat

×

Kakek di Bangkalan Meninggal Tergantung, Kaki dan Tangannya dalam Kondisi Terikat

Sebarkan artikel ini
Kakek di Bangkalan Meninggal Tergantung
saat Koramil Gegger dan Polsek Gegger olah TKP di rumah korban.

matamaduranews.comBANGKALAN-Tragis benar akhir hidup si kakek Musleh. Pada usia 67 tahun, warga Dusun Galisan, Desa Lerpak, Kecamatan Geger, Bangkalan, Madura ini, diketahui meninggal dunia dalam keadaan gantung diri di dalam kamar.

Keluarga mencium hal yang janggal atas kematian si kakek Musleh. Sebab, tangan dan kakinya dalam keadaan terikat. Tapi ia meninggal dalam kondisi leher diikat tali rafia bergantung diri.

Selama ini, keluarga menganggap si kakek Musleh sedang mengalami gangguan jiwa.

Karena itu, keluarga berinisiatif mengurung Musleh dalam kamar. Kaki dan tangan Musleh diikat. Untuk kebutuhan makan minum, keluarga dekat Musleh selalu mengantar makanan ke dalam kamarnya.

Mayat Musleh ditemukan tergantung di dalam kamar yang biasa ditempati pada Selasa sore (19/10/2021) pukul 16.30 WIB.

Mustoah yang biasa meladeni Musleh kali pertama kali menemukan Musleh dalam keadaan meninggal dunia.

Saat itu, Mustoah masuk ke dalam kamar yang biasa ditempati Musleh. Mastoah ingin memberi makan kepada Musleh.

“Saat membuka pintu kamar, saya melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri di tengah kamar dengan terikat tali rafia di leher,” cerita Mustoah kepada Mata Madura, Rabu (20/10/2021).

Korban saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Melihat korban gantung diri, Mustoah memanggil pamannya untuk melihat kejadian yang baru terjadi.

Melihat kejadian tersebut, keluarga langsung melapor ke Polsek Geger dan Koramil Gegger.

Keluarga korban melihat sesuatu yang janggal dalam kejadian yang menimpa Musleh.

“Ada yang janggal karena tinggi tiang penyangga sekitar 2 meter. Sedangkan tinggi korban kurang lebih 1,85 meter. Sedangkan kondisi tangan korban dalam keadaan terikat,” ucap Mastoah.

Saat ini petugas Polsek Geger bersama aparat Polres Bangkalan melakukan penyelidikan.

Namun keluarga korban menolak dilakukan otopsi karena menganggap tak ditemukan tanda kekerasan.

“Kami pihak keluarga keberatan jika mayat korban harus diotopsi,” pungkas Mustoah. (**)

KPU Bangkalan