Advertorial

Kisah Sukses Pengusaha Sanitair Bermitra BPRS Bhakti Sumekar

×

Kisah Sukses Pengusaha Sanitair Bermitra BPRS Bhakti Sumekar

Sebarkan artikel ini
Kisah Sukses Pengusaha Sanitair Bermitra BPRS Bhakti Sumekar
Moh. Ali Candra sedang menunjukkan hasil produknya

Siapa sangka, Moh. Ali Candra (54) tergolong pengusaha Sanitair yang beruntung. Berbekal semangat dan tekun, lulusan SD ini tergolong pengusaha tajir. Omzet per bulan mencapai ratusan juta.

Moh. Ali Candra sedang menunjukkan hasil produknya
Moh. Ali Candra sedang menunjukkan hasil produknya

MataMaduraNews.comSUMENEP-Jalan hidup Ali Candra penuh liku. Usaha kali pertama ia geluti adalah jualan jarum, benang dan peniti yang dijajakan di pasar-pasar kecamatan. Saat pasaran itulah, Ali Candra membuka lapak di tengah kerumunan orang-orang yang berlalu di pasar. Hasilnya menggiurkan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ali Candra bercerita. Dagangan itu sengaja ia beli di Surabaya dalam jumlah partai. Kemudian ia kemas dalam bentuk satu paket jarum, benang dan peniti. Maklum, di tahun 80-an, perempuan desa di Sumenep masih gemar menjahit dan menggunakan aksesoris peniti di baju. Setiap paket yang ia jual mendapat keuntungan 70 persen.
Di sela kosong jualan di pasar-pasar kecamatan, Ali Candra mengisi waktu dengan mengayuh becak di sekitar kota Sumenep. Tempat yang biasa ia mangkal becak di ujung utara jalan Barito, Desa Pandian, tak jauh dari rumah tinggal di Dusun Pandian Utara, Desa Pandian.

Di sekitar lokasi mangkal becak itu, Ali Candra akrab dengan Mastur, orang Cirebon yang menyewa tempat untuk buat usaha Sanitair. Lama akrab, Mastur pinjam uang Rp 3 juta ke Ali Candra. Selang beberapa bulan, Mastur tidak bisa mengembalikan utang.

Pada tahun 1996, Mastur membayar utang dengan mengakuisisi usaha sanitair ke Ali Candra. Setelah ditaksir, nilai usaha Sanitair kurang dari nilai pinjaman. Mastur menambah dengan menjual sepeda motor Grand miliknya.

Praktis usaha rintisan Mastur beralih ke Ali Candra. Berbekal nekat, Ali Candra menggeluti usaha Sanitair. Ali Candra merekrut tiga pekerja untuk membuat pilar bangunan, rooster, nisan, riool (deker) dan paving.

Beberapa hari dibuka pembeli mulai datang. Menurut Ali Candra, barang yang laris waktu itu adalah pilar bangunan. Maklum, pembangunan rumah baru mulai menggeliat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Harga jual pilar ketika itu, Rp 25 ribu per biji. Barang kedua yang banyak diminati pembeli adalah nisan alias kejingan seharga Rp 35 ribu. Terakhir rooster seharga Rp 2,5 ribu per biji. Jika ditotal, omzet tiap hari barang laku dijual kisaran Rp 300-400 ribu.

Seiring berjalan waktu, produk Sanitair made in Ali Candra mendapat kepercayaan dari pelanggan. Model pilar bangunan terbaru ia ikuti sesuai kehendak pasaran. Begitu pula kualitas dan model nisan juga diseragamkan dengan aneka model dan kualitas. Sayang, keinginan Ali Candra terbentur modal. Setelah mencari informasi pinjaman modal usaha, Ali Candra memilih Bank BPRS Bhakti Sumekar untuk mengajukan kredit usaha. Pada tahun 2005, Ali Candra mendapat pinjaman Rp 10 juta. Modal pinjaman dari Bank BPRS ia gunakan semaksimal mungkin untuk pengembangan usaha.

Dengan modal baru Ali Candra menambah pekerja. Kemudian ia datangkan cetakan pilar model terbaru yang ramai diminati pembeli. Omzet tiap hari terus bertambah. ”Jika diambil rata-rata, pendapatan tiap hari waktu itu, sekitar Rp 1-1,5 juta,” aku Ali Candra.

Usaha terus berkembang. Ali Candra menambah berbagai model nisan dan pilar. Namun, modal usaha dirasa perlu suntikan. Dan pada tahun 2007, Ali Candra menambah pinjaman Rp 25 juta ke Bank BPRS Bhakti Sumekar.

Dengan pinjaman modal baru itu, Ali Candra menambah pekerja menjadi 10 orang. Semua pekerja berasal dari Kecamatan Lenteng. Agar lebih semangat bekerja dan menjaga kualitas produk, para pekerja mendapat perhatian Ali Candra. Selain bayaran sesuai upah pekerja bangunan, setiap pekerja ia beri rokok Surya.
Jumlah pekerja bertambah otomatis bertambah jumlah produk. Namun, Ali Candra mempertahankan ciri khas produk yang disukai banyak pembeli. Apa itu? Menurut Ali Candra, pembeli banyak suka dengan produk nisan. Urutan kedua produk pilar bangunan. Untuk memanja pelanggan, barang dagangan yang diminati sengaja diantar gratis khusus radius 10 Km.

Produk nisan sengaja ia buat tiga model dan kualitas. Begitu pun pilar bangunan ia buat lima model. Sedangkan rooster ia cetak sepuluh model, dan riool produk tiga bentuk ukuran kecil, sedang dan besar.

Peminat nisan produk Ali Candra bukan hanya warga Sumenep. Ali Candra mengaku, produk nisan hasil cetakannya sering dikirim ke Surabaya, Paiton (Probolinggo), Ketapang dan Tamberu (Sampang) dan daerah kepulauan Sumenep. ”Produk nisan banyak disukai orang kepulauan karena anti pecah jika diangkut perahu,” terangnya.
Selain model dan kualitas yang beragam, harga jual nisan tergolong murah. Harga termurah dengan kualitas putih polos ia beri harga Rp 140 ribu per biji. Sedangkan nisan dengan finishing keramik ia beri harga Rp 650 hingga Rp 850 ribu. Khusus nisan dengan finishing terasu Ali Candra beri harga Rp 850 ribu hingga Rp 1.350 ribu. ”Khusus nisan finshing keramik dan terasu, saya lapisi anti gores,” tambahnya.

Selain harga murah dan kualitas produk nisan yang disukai, Ali Candra juga melayani jasa pemasangan. Pembeli seperti ingin praktis. Sehingga Ali Candra memberi harga diskon bila pembelian satu paket dengan pemasangan.

Dengan produk yang laris ini, Ali Candra meraih omzet tiap hari mencapai Rp 4 juta dengan hasil laba bersih rata-rata tiap hari mencapai Rp 1,8 juta. (lihat tabel)
Kendati demikian, gairah usaha Ali Candra tidak berhenti pada produksi Sanitair. Dia berpikir mencari usaha lain untuk istri tercintanya, Siti Ani (36). Pada tahun 2013, Ali Candra menambah pinjaman ke Bank BPRS Rp 80 juta untuk membuka usaha bangunan yang akan dikelola isterinya. Kini, usaha Ali Candra bertambah. Selain produksi Sanitair, usaha bangunan yang ia buka dikelola sang isteri di daerah Batuan, Sumenep.
| inforial

13

KPU Bangkalan