HankamNasional

Nasib Teddy Minahasa; Siang Dikabarkan Positif, Malam Negatif

×

Nasib Teddy Minahasa; Siang Dikabarkan Positif, Malam Negatif

Sebarkan artikel ini
Kapolda Teddy
Irjen Pol Teddy Minahasa

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 14 Oktober 2022: Siti Jenar

Liam Then

Hakikat kehidupan yang saya paling paham : kalo gak makan jadi lapar, kalo gak tidur jadi ngantuk, kalo gak minum jadi haus.

dabaik kuy

hakikat tertinggi itu segala yg kita lakukan harus ikhlas (karena tuhan memerintahkan itu)..kita yakin tuhan memerintahkan utk kebaikan..tdk mungkin utk kerusakan…. ketika kita melakukan kebaikan atas dasar kemanusiaan, maka kemanusiaan jadi lebih tinggi dari tuhan…kemanusiaan jadi tandingan tuhan… tuhan itu satu… nabi bukan tuhan..kemanusiaan juga bukan tuhan…kebudayaan bukan tuhan…kasih sayang juga bukan tuhan… kita berkasih sayang karena tuhan memerintahkan kita…bukan krn budaya atau karena perikemanusiaan…. itulah hakikat tertinggi..tuhan itu satu..sehingga kita melakuan kebaikan karena melaksanakan perintah tuhan… tidak mungkin tuhan memerintahkan kerusakan

dabaik kuy

ketika kita melakuan kasih sayang karena perikemanusiaan maka itu hanya bernilai dihadaan manusia…tapi tidak bernilai dihadapan tuhan… berat sekali kalau melakukan sesuatu bukan karena tuhan… karena itu kesombongan terbesar….dan kesombongan berat sekali sanksinya kelak di akhirat… yg tidak sombong itu kita berbuat kasih sayang karena tuhan memerintahkan hal tsb…kita yakin tuhan memerintahkan utk kebaikan bukan utk kerusakan… spt nya hal sepele bahwa berbuat kasih sayang itu karena perikemanusiaan..buan krn tuhan…..tapi itu termasuk kesombongan besar …. krn tdk meyakini bahwa tuhan mengetahui mana yg baik dan mana yg buruk..

Mr P

Jika ada 1(satu) kursi, 1(satu) manusia, 1(satu) Tuhan. Apakah “satunya” kursi sama dengan “satunya” manusia, apakah sama juga dengan “satunya” Tuhan ?

joko purnomo

Wayang luar biasa Dalang lebih luar biasa Keduanya anugerah dan perlu dilestarikan Hari ini pembahasannya kurang menarik, disatu sisi orang yang senang budaya mengesampingkan nilai agama dan sebagian orang yang suka menjalankan syariat agama (Islam) justru tidak suka budaya Padahal keduanya indah jika digabungkan, orang Jawa itu filosof membuat sesuatu pasti ada arti atau nilainya. Tidak sembarangan atau asal Contoh, Lihatlah blangkon yang dibuat Raja Jawa (Sultan Agung) itu lipetannya harus ada 17 kenapa ? itu menandakan seseorang muslim harus sholat 17 rakaat dalam sehari semalam (mulai dari subuh – isya) Maka kalau hari ini ada orang (Islam) pakai blangkon tapi tidak sholat, maka ada yang keliru dalam kehidupannya

KPU Bangkalan
Tanah Kas Desa
Hankam

matamaduranews.com-WINANTO bertanya lokasi TKD ber-Letter C yang ramai…