Pryadi Satriana
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dari syariat menuju hakikat. Taurat itu syariat. Berisi hukum-hukum. Berisi perintah. Yang ‘ndhak manut’ akan di-‘hukum’. Contoh hukum: orang berzinah akan dirajam. Ngeri. Menakutkan. Itu tujuan ‘sanksi hukum’, untuk menakut-nakuti, membuat ‘ngeri’, agar orang tidak ‘melanggar hukum’ (baca: ‘berbuat dosa’). Dosa itu ada tingkatannya: ‘dosa mata’ (jelalatan dan/atau lirak-lirik, karena ada “yang bening”, yang “enak” dipandang), ‘dosa lidah’ – ini yg sering saya langgar (‘geblek’, ‘juancuk’, dsb), dan dosa2 lain. Anda sudah tahu. Yesus menjelaskan: syariat saja tidak cukup! Yesus menjelaskan: dibalik larangan zinah ada yg hakiki: jangan mengingini yg bukan menjadi ‘hak’! Memandang dg nafsu berahi pada perempuan yg bukan isteri sudah berzinah! Isteri itu cuma – dan harus – satu saja! Kenapa ada orang beristeri lebih dari satu? Yesus menyebut mereka ‘tebal tengkuk’ (‘ndhak mau diatur’, sak karepe dewe), dilarang pun tetap akan melanggar! Dengan berbagai alasan: rasionalisasi! Rasio yg mestinya dipakai ‘berpikir’ justru dipakai ‘membenarkan diri sendiri’! Kita punya nalar. Kita punya hati. Dengan nalar kita bisa menjalankan syariat. Dengan hati kita bisa memahami hakikat. Seluruh syariat “dirangkum” Yesus: 1. Kasihilah Allah, Tuhanmu, lebih daripada segala sesuatu dg segenap hati & jiwamu; 2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Itulah hakikat dari seluruh pengajaran para nabi. Salam. Rahayu.
Impostor Among Us
Andaikan permusuhan antara ahli syariat dan ahli hakikat itu mau touring ilmu ala Musa dan Khidir, maka akan berakhir dengan damai dan saling mengerti. Musa pakar syariat. Khidir pakar hakikat. Tapi untuk hidup bermasyarakat, harusnya tetap menjadi Musa saja. Hidup disiplin dengan aturan. Katakan ‘Tidak’ pada pelanggar aturan. Masalah nanti itu benar atau salah, kita tunggu apa kata Sang Juri di Pengadilan Terakhir.
Saifudin Rohmaqèŕqqqà à t
Ilmu syariat, makrifat dan hakikat. Saya tidak begitu paham. Saya tidak begitu jelas. Tapi saya punya konsep mudah dalam berpikir tentang sesuatu. Yang masih saya ingat dari pelajaran dulu. Suatu metode atau cara hendaknya harus memenuhi 3 unsur yang sangat mudah. Apa itu 3 unsur? Yang pertama cara atau metode apapun harus mudah dijelaskan. Harus mudah dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga semua akan mengerti dan paham. Yang kedua cara ataumetode apapun harus bisa dijelaskan cara prakteknya, cara mempergunakan. Sehingga semua bisa paham. Bisa praktek dan bisa menjalankan dengan mudah. Yang ketiga adalah yang terpenting. Apa itu? Cara atau metode apapun harus bisa berguna dan bermanfaat. Sehingga semuanya bisa memperoleh manfaat dan kegunaan setelah menggunakan metode itu. Itulah tiga unsur yg harus dipenuhi dalam melihat suatu cara atau tehnik apapun. Itu yang masih saya ingat.