Religi

SDT2Q Menakjubkan; Membangun Para Penjaga Al-Qur’an di Usia Yang Masih Amat Belia

×

SDT2Q Menakjubkan; Membangun Para Penjaga Al-Qur’an di Usia Yang Masih Amat Belia

Sebarkan artikel ini

Catatan: Sujono*

Rumah Tahfidz
Gambar para siswa SDT2Q berjejer di pintu masuk Perumahan Satelit, Pabian, Sumenep.

matamaduranews.com-Begitu anda masuk Jalan Matahari Perumahan Satelit, Pabian, Sumenep anda akan melihat deretan foto anak-anak yang masih amat belia (SD) para penghafal Al-Qur’an hasil sentuhan lembut guru-guru SDT2Q Sumenep.

Betapa banyak kita menjumpai peristiwa, tindakan, ucapan bahkan tulisan yang dengan mudah mereka rekam dan pahami tatkala mereka memerlukan. Padahal, mereka merasa daya ingatnya rendah!

Apakah ini sebuah keanehan? Tidak! Kita merasa aneh semata karena belum memahami prinsip-prinsip yang berada di baliknya.

Begitu kita mengetahui bagaimana otak bekerja, segera kita memahami betapa dahsyatnya kemampuan otak yang diberikan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, kepada manusia.

Sebuah kaidah menuliskan bahwa; “Salah satu yang menguatkan daya ingat saat belajar adalah perhatian”

Apa sebabnya? Rasa suka. Kalau Anda mengagumi seorang penyanyi, misalnya, maka akan muncul antusiasme saat mendengarkan.

Antusiasme inilah yang menimbulkan semangat hingga kita bisa menghafal lagu dengan sangat cepat.

Tanpa sadar, kita telah belajar dengan mengerahkan kemampuan otak kita secara maksimal.

Jika kita mencermati bagaimana para Sahabat radhiyallahu ‘anhum mendengarkan setiap tutur kata Nabi Saw, kita merasakan betapa besar antusiasme mereka.

Ada kecintaan yang luar biasa dalam diri setiap Sahabat kepada Rasulullah Saw, sehingga secara spontan mereka memperhatikan dengan sungguh-sungguh disertai minat yang sangat tinggi terhadap setiap ucapan dan tindakan Rasulullah Saw.

Selain rasa suka yang membangkitkan antusiasme, tujuan yang kuat juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan daya ingat.

Kuatnya tujuan akan menciptakan konteks dalam otak sehingga kita mudah melihat hubungan antar berbagai pokok pembahasan yang kita dengar, lihat, simak dan baca.

Selain tujuan, daya ingat kita juga dipengaruhi oleh makna atau nilai yang kita hayati atas apa yang kita lakukan.

Lebih-lebih jika nilai itu sudah menjadi karakter pribadi, kita akan mudah memahami apa yang kita pelajari.

Masih berkenaan dengan ingatan yang tajam. Daya ingat juga sangat dipengaruhi oleh emosi positif yang bernama optimisme.

Salah satu faktor yang mendorong anak untuk optimis adalah keyakinan terhadap pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla; bahwa Tuhan tak pernah tidur dan senantiasa menolong hamba-Nya yang membutuhkan.

Di sinilah kita bisa membangun pemahaman sekaligus orientasi hidup pada siswa tentang siapa saja orang yang senantiasa mendapat pertolongan dari Allah dan apa saja syaratnya.

Nika optimisme berpengaruh terhadap daya ingat serta kemampuan memahami, maka kekhawatiran dan rasa takut membuat otak sulit mencerna informasi yang kita terima.

Anak-anak yang cemas saat belajar, cenderung lamban dalam memahami pelajaran serta lemah dalam mengingat apa yang sudah dipelajari.

Lebih-lebih jika dibayangi oleh kegagalan, anak akan cenderung stress dan sulit memusatkan perhatian.

Di saat konsentrasi lemah seperti itu, pelajaran yang mudah pun akan terasa sangat sulit.

Yang menyedihkan kita justru sering menuntut mereka agar memperhatikan pelajaran di saat mereka sedang mengalami kesulitan berkonsentrasi. Ia pesimis. Tak berdaya.

Ujungnya, ia mulai menunjukkan perilaku menyimpang, nakal dan sejenisnya.

Tindakan ini justru menguatkan keyakinan orangtua maupun guru bahwa anak-anaknya tidak bisa diatur, bodoh dan serupa itu. Sebuah lingkaran setan yang sempurna.

Itu sebabnya, kita perlu memberi motivasi kepada anak-anak dengan membangun kedekatan emosi antara guru (termasuk orangtua) dan anak; membangkitkan antusiasme, menumbuhkan tujuan hidup yang kuat, optimisme serta makna dan nilai (meaning & value) yang kokoh.

Gugah mereka untuk mempunyai “mimpi” besar di masa yang akan datang.

Mimpi untuk berbuat dan bermakna. Bukan angan-angan untuk mendapatkan dunia melalui kecerdasannya.

Semoga anak-anak SDT2Q kelak menjadi hadiah Allah untuk agama ini. Untuk umat ini.

Mereka tegak memberi bobot kepada bumi dengan kalimat; *laa ilaha illaLlah…

Inilah sebuah antusiasme yang buahnya ada surga. InsyaAllah…

Satelit,
Senin, 19/12/2022

Salam Ta’dzim,

SUJONO
Matahari 64

KPU Bangkalan