Politik

Seperti Puisi ‘Negeri Amplop’ Gus Mus

×

Seperti Puisi ‘Negeri Amplop’ Gus Mus

Sebarkan artikel ini
Negeri Amplop
Amplop kosong diterima pedagang Pasar Cicahem Bandung.

AMPLOP-amplop di negeri amplop
Mengatur denga teratur
Hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus…

Seperti Puisi ‘Negeri Amplop’ Gus MusPenggalan puisi ‘’Negeri Amplop’’ dari K.H Mustofa Bisri alias Gus Mus itu menjadi kritik keras terhadap budaya amplop yang menjalar luas di negeri amplop.

Keputusan-keputusan penting di pemerintahan, di lembaga-lembaga peradilan, dan di berbagai tempat lain bisa berubah karena pengaruh amplop.

Puisi satire Gus Mus itu disampaikan dengan gaya jenaka tapi menusuk tajam.

Siapa yang medengarnya akan tersenyum kecut dan pahit.

Gus Mus memotret realitas kehidupan dengan sangat jeli.

Amplop mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam memengaruhi jalannya politik negeri.

Beberapa hari terakhir masalah amplop tengah viral di media sosial.

Presiden Joko Widodo berkunjung ke Bandung dan mampir ke pasar tradisional Cicaheum, Bandung.

Seperti biasanya, Jokowi selalu bagi-bagi amplop untuk publik plus bagi-bagi kaos.

Salah seorang pedagang yang menerima hadiah itu kecewa, karena setelah dibuka ternyata amplop kosong tidak berisi apa-apa.

Amplop kosong menjadi viral dan netizen ramai-ramai memberi komentar. Istana kepresidenan cepat memberi klarifikasi dan bergerak cepat menyelesaikan masalah.

Pedagang itu ditemui dan diberi ganti amplop baru.

Kali ini amplop ada isinya.

Presiden Jokowi sedang rajin membagi-bagikan amplop untuk membantu rakyat yang sedang menghadapi berbagai kesulitan ekonomi.

Rencana kenaikan BBM sudah menimbulkan kepanikan meskipun belum diumumkan.

Panic buying terjadi di mana-mana.

Orang mengantre di SPBU dengan tergesa-gesa. Seorang anggota dewan yang tak sabar menunggu giliran menganiaya seorang ibu yang mengantre di depan mobilnya.

KPU Bangkalan