Parenting

Yuk, Belajar Jadi Orangtua Tegas Tanpa Membentak

×

Yuk, Belajar Jadi Orangtua Tegas Tanpa Membentak

Sebarkan artikel ini
Jadi Orangtua Tegas Tanpa Membentak
Menjadi orangtua tegas tanpa membentak anak

matamaduranews.com – Menjadi orangtua kadang tidak mudah. Apalagi menghadapi anak yang rewel atau suka bikin berantakan rumah, para ibu biasanya cepat marah-marah.

Saat menghadapi perilaku anak yang demikian, para orangtua jangan sampai marah. Ingat, mereka anak-anak. Perlu bimbingan dalam proses pembentukan karakternya menjadi generasi yang baik.

“Saya bukannya mau marah, hanya bersikap tegas saja. Kalau dibiarkan, bisa keterusan,” kilah orangtua pada umumnya.

Tapi coba ingat memori para orangtua. Apakah Anda tidak berbicara ke anak dengan nada tinggi dan membentak?

Jika iya, fiks itu marah-marah. Setidaknya dalam asumsi anak Anda. Padahal, bersikap tegas berbeda dengan membentak, apalagi jatuh menjadi marah-marah.

Mari kita renungkan bahwa tegas dan membentak itu dua hal yang berbeda.

Membentak yang jatuh jadi marah-marah akan menimbulkan rasa takut dalam diri anak. Akibatnya, anak akan menutup diri, merasa terkekang, bahkan bisa sering berbohong demi menghindari bentakan orangtua.

Memangnya bisa menjadi orangtua tegas tanpa membentak?

Insyaallah bisa. Para orangtua hanya perlu mencobanya dengan tekad yang kuat.

Untuk menjadi orangtua tegas pada anak-anak, sebenarnya tidak perlu dengan membentak. Sebab, pola asuh demikian menjadikan orangtua diktator di mata anak.

Melansir postingan Instagram @parentalk.id, para orangtua bisa coba pengasuhan berwibawa atau authoritative parenting.

Pola asuh ini sifatnya demokratis. Si Kecil diberikan kesempatan untuk mempertanyakan aturan dan orangtua responsif memberikan penjelasannya dengan baik.

Berikut tips menjadi orangtua tegas tanpa membentak dikutip dari Instagram @parentalk.id, Senin, 31 Januari 022.

1. Berikan anak kontrol terhadap situasi

“Kakak mau pakai baju gambar mobil atau gambar Dino?” misalnya.

Dengan cara ini, anak menjadi punya pilihan. Orangtua pun tetap bisa mengatur secara tidak langsung dirasakan oleh anak.

2. Deskripsikan hal yang dilihat

“Ayah lihat mobil-mobilanya masih berceceran. Kita parkir di rak yuk!”

Anak tidak akan merasa disuruh-suruh jika kita melakukannya dengan cara ini.

3. Apresiasi usaha anak, bagaimanapun hasilnya

“Sulit ya cuci piring kotornya. Tapi ibu seneng kamu sudah mau coba”

Apresiasi akan membuat anak senang. Dan itu bisa menumbuhkan semangat untuk belajar lebih baik lagi, bahkan meminta maaf.

4. Deskripsikan perasaan kita

“Ibu sedih deh kalau Adik dan Kakak berebutan mainan seperti itu”

Anak-anak umumnya mudah tersentuh. Deskripsi perasaan orangtua efektif untuk membuat mereka menurut.

Selain tips tersebut, perhatikan juga bahasa tubuh kita ketika berbicara dengan anak.

1. Bicara dengan posisi setara (eye level) dan tatap mata anak

Posisi setara sangat bagus karena itu membuat anak tidak merasa diintimidasi.

2. Pastikan cara penyampaian kita tegas, bukan keras (teriak, ketus)

Ini yang paling penting. Sebagaimana disebutkan di atas, tegas dan membentak (dengan teriakan atau ketus) berbeda.

Berbicara keras (teriak dan ketus) jatuhnya menjadi marah-marah, bukan tegas.

3. Atur nada bicara datar dan serius agar anak lebih paham

Nada itu penting bukan hanya dalam lagu. Dalam komunikasi, khususnya pada si Kecil sangat penting mengatur nada bicara.

Yang tak kalah penting dalam pengasuhan berwibawa atau authoritative parenting, orang tua juga bisa terapkan dua hal berikut:

1. Konsekuensi logis sesuai usia anak

“Tadi kamu lempar-lempar mainan .. Jadi sebelum ambil mainan lain.. tolong ambil dan rapikan lagi ya. Perlu Ibu bantu?”

Jika apresiasi menjadi reward dalam pengasuhan anak. Punishment juga penting dalam kondisi tertentu.

Hanya saja caranya dengan menerapkan konsekuensi logis sesuai usia anak, sehingga mereka tidak merasa sedang dihukum.

2. Buat kesepakatan bersama

“Kesepakatan kita kan hanya nonton 1 jam.. Karena sudah lebih dari 1 jam, berarti besok gak ada screen time ya”

Dengan membuat kesepakatan bersama, orangtua menjadi tidak memaksakan kehendak dan mengatur-atur sesuka hati.

Cara ini juga efektif mengajarkan anak membuat komitmen dan disiplin terhadap aturan yang dibuatnya sendiri.

Nah, itulah beberapa tips menjadi orangtua tegas tanpa membentak. Semoga kita mampu menjadi orangtua tegas tanpa membentak atau memberi hukuman fisik pada anak. (*)

KPU Bangkalan