Opini

Harlah IPNU Ke-66, Rapatkan Barisan Menuju SDM Unggul

×

Harlah IPNU Ke-66, Rapatkan Barisan Menuju SDM Unggul

Sebarkan artikel ini
Harlah IPNU Ke-66
Harlah IPNU Ke-66, Rapatkan Barisan Menuju SDM Unggul. (Foto Design by A. Warits/Mata Madura)

Hari ini, tepat 66 tahun lalu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang dikenal sebagai IPNU lahir pertama kali.

Oleh: Mahrus Ali*

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) bediri pertama kali pada tanggal 24 Februari 1954 dilatarbelakangi berbagai persoalan. Gagasan mendirikan organisasi keterpelajaran di bawah naungan NU ini muncul salah satunya dilatarbelakngi persoalan ideologi dan sosial serta pendidikan.

Dicetuskan oleh berapa inisiator, salah satu pengagagas yang kemudian menjadi Ketua Umum pertama adalah M Tolhah Mansur, seorang Ahli Hukum Tata Negara. KH. Tolhah Mansur, demikian lebih dikenal, menjadi Ketua Umum IPNU pertama ditemani oleh berapa orang setelah ditetapkan melalui Konferensi Besar (Konbes) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU di Surabaya pada tanggal 24 Februari 1954.

Berbagai persoalan yang menjadi titik fokus IPNU adalah bagaimana menjadi garda awal dalam pengkaderan di lingkungan NU, khususnya di tatanan pelajar, yaitu dengan mendoktrin mereka dengan pemahaman Islam yang moderat. Oleh sebab itu, penting kiranya di Harlah IPNU ke-66 menciptakan generasi yang unggul melalui pengkaderan yang orientasinya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan yang berakhlak.

Melihat perkembangan zaman yang bagitu pesat, generasi milenial yang hidup dalam arus teknologi dewasa ini tentu harus menjadi perhatian bagi IPNU. Karena seiring perkembangan itu, tantangan IPNU dari masa ke masa juga mengalami peningkatan dan membutuhkan grand design yang menyesuaikan dengan zaman.

Mengutip pepatah Arab yang artinya “Pemuda adalah harapan bangsa”, maka salah satu tantangannya bagaimana IPNU menciptakan generasi harapan bangsa yang tidak menafikan arus globalisasi. Dan terpenting menciptakan pelajar yang berakhlak, yang punya sopan santun, bukan justru jadi kaum elit yang lazimnya jauh dari masyarakat.

Di usia yang ke-66, IPNU sudah memasuki periode yang sudah matang. Karena itu, kini saatnya IPNU mempersiapkan diri dengan menyatukan shaf demi tegaknya Ahlusunnah wal Jamaah.

Maraknya paham radikal (radikalisme) di kalangan pelajar juga bukan sekadar isapan jempol belaka. Misalnya sayap Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menyasar melalui organisasi sekolah. Maka, di sinilah fungsi utama IPNU untuk menjaga identitas kebangsaan dan ajaran Islam yang moderat dan toleran, bukan mengkafirkan.

Selamat Harlah IPNU Ke-66. Harmoni Pelajar Indonesia, Satu Dalam Karya.

*Pengurus PC IPNU Sumenep Periode 2017-2019. Jurnalis Santri News.

KPU Bangkalan