MataMaduraNews.com – PAMEKASAN – Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan meniai media zaman sekarang kurang edukatif. Pasalnya, banyak kepentingan yang terselubung menungganginya.
Baca Juga: Jelang Penilaian Adipura, Pamekasan Mulai Berbenah
Ketua Komisi E (Media) Senat Mahasiswa (Sema) STAIN Pamekasan, Sugiyanto mengecam dengan tegas keberadaan media pada saat ini yang isi pemberitaannya kadang tidak edukatif. Egy-sapaan akrap memberi contoh sejumlah media yang rela dijadikan sebagai alat popularitas.
“Saya tidak butuh sebut nama-nama media itu, tapi kita ketahui bersama dan baca pemberitaan setiap hari, banyak kan. Apa kah itu yang dinamakan mendidik?” tanya Ketua Komisi E Sema STAIN Pamekasan, Minggu (02/04/2017).
Baca Juga: Hampir Dihabisi Ayah Kandung, Justru Jadi Tema Buku
Selanjutnya, Ketua Unit Kegiatan Khusus Lembaga Pers Mahasiswa (UKK LPM) ACtivita, Abd. Gafur yang menjadi penggerak jurnalis muda dikalangan kampus juga menyayangkan beberapa media yang dikendalikan oleh politikus. ditambah lagi, media yang mengedepankan bisnis. “Padahal, pada hakikatnya menjadi sumber informasi bagi masyarakat,” ujar saat ditanya MataMaduraNews.com.
Tapi, Mahasiswa MPI Semester 6 itu jiga mengapresiasi media yang masih mempertahankan eksistensinya dengan cara menyajikan berita yang edukatif. “Masih banyak media yang masih memelihara idealismenya dan masih bisa memberikan manfaat dari berita yang di-publish-nya,”imbuhnya.
Baca Juga: Terminal Ronggosukowati Pindah Tangan, Ada Kompensasi?
Pendapat mahasiswa-mahasiswa STAIN Pamekasan itu ternyata selaras dengan pandangan Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Ismail. “Seharus memang forsinya 60 persen edukasi mencerdaskan,pers salah satu pilar Demokrasi,” kata alumnus STAIN Pamekasan saat ditanya MataMaduraNews.com via-online.
Syahid, Mata Madura