matamaduranews.com–JAKARTA-Geliat menyambut Pilpres 2024 terus menggema.
Ternyanyar pertemuan alias kunjungan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ke rumah Prabowo Subianto di Kertanegara dimaknai koalisi baru antara Gerindra dan PKB.
Menurut Peneliti Lembaga Riset Cakra Nusantara, Khoirul Uman, pemilihan presiden 2024 diprediksi akan diikuti oleh empat poros koalisi.
Hal itu mengacu pada perolehan kursi di DPR dan perolehan suara sah Pemilu tahun 2019.
“Jika 4 poros, sekema koalisi nantinya bisa KIB (Golkar, PAN dan PPP) koalisi (Nasdem, PKS, Demokrat) dan Koalisi (Gerindra, PKB) serta PDIP,” terang Umam dalam rilis yang diterima redaksi Mata Madura, Minggu siang (19/6/2022).
PDIP sendiri memungkinkan mengusung Presiden dan Wakil Presiden tanpa koalisi karena kursi PDIP di Parlemen sudah memenuhi ambang batas pencalonan Presiden 20% kursi.
Meskipun sajauh ini baru KIB yang resmi terbentuk. Tetapi secara rasional, partai politik yang lain akan melakukan kalkulasi politik. Karena Pemilu Tahun 2024 bukan sekedar memenangkan Presiden dan Wakil Presiden tetapi juga megangkat perolehan suara nasional partai politik.
“Sudah pasti partai politik memperhitungkan efek elektoral dari calon Presiden dan wakil Presiden terhadap perolehan suara nasional partai politik” kata pria Alumni Ilmu Politik Uin Sunan Ampel Surabaya ini menambahkan.
Menurutnya salah satu yang bisa memberi efek elektoral terhadap perolehan suara sah nasional partai politik ialah dengan mencalonkan presiden dan wakil presiden. Hal itu terbukti di di Pemilu tahun 2019 dimana PDIP dan Gerindra menjadi dua partai politik yang memperole suara tertinggi. Walaupun pasangan calon yang diusung oleh Partai Gerindra tidak terpilih menjadi presiden tetapi Gerindra mendapat surplus politik yang luar biasa dari Pencalonan Prabowo-Sandi.
Mengenai nama-nama calon presiden dan wakil presiden yang akan menjadi pertimbangan Parpol di Pilpres 2024. Sejauh ini sudah ada banyak nama yang elektabilitasnya tinggi berdasarkan hasil survey. Misalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pronowo, Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudoyono.
“Jika PDIP tidak berkoalisi dengan Parpol lain, PDIP bisa usung Paslon Puan-Erik Thohir. KIB bisa mengusung Pasangan Ganjar-Khofifah. Nasdem, PKS dan Demokrat mungkin Aneis-AHY. Sedangkan Gerindra dan PKB, bisa mengusung pasangan Prabowo- Imin,” paparnya.
Menurut Umam, jika ada 4 koalisi di Pilpres 2024. Maka akan meminimalisir polarisasi antar pendukung. Selain itu, Pemilu diprediksi sangat dinamis karena pilpres harus dilaksanakan dua putaran. Sesuai aturan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus mengantongi suara minimal 50 persen plus 1 untuk dinyatakan menang Pilpres.
Umam menyarankan, partai politik perlu memikirkan secara matang-matang terkait koalisi ini agar memperoleh suara yang signigikan di Pemilu. Karena disadari atau tidak kontestasi Pemilu 2024 juga disiapkan untuk Pemilu berikutnya. Sebagai konsekuensi ambang batas pencalonan presiden (presidential trehshold) di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. (*)