Surya Paloh dan Partai Nasdem membuat lompatan dan sekaligus kejutan besar dengan mengadakan deklarasi resmi mengusung Anies Basweda. Deklarasi ini sekaligus menjawab berbagai pertanyaan yang menggantung selama ini.
Melalui rapat kerja nasional Juni lalu Nasdem sudah memutuskan 3 nama yang bakal dicalonkannya pada pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andia Perkasa. Dengan mengumumkan 3 kandidat itu Nasdem seperti mencuri start sebelum partai-partai lain mengumumkan calon-calon presidennya.
Keputusan Nasdem itu dianggap sebagai strategi marketing untuk mendongkrak elektabilitas, tetapi juga sekaligus dianggap sebagai manuver politik yang berisiko.
Di antara 3 nama itu Anies dianggap yang paling berpeluang menjadi pilihan Nasdem. Dua nama lainnya dianggap sekadar pelengkap pilihan saja.
Ganjar Pranowo mempunya elektabilitas yang bagus, tetapi Nasdem berisiko menghadapi perlawanan keras dari PDIP yang tidak akan membiarkan kadernya dibajak begitu saja.
Andika Perkasa mempunyai kapastitas dan prospek untuk menjadi pemimpin nasional, tetapi hasil surveinya masih rendah.
Kesempatan Andika untuk menjadi calon presiden relatif paling kecil dibanding Anies dan Ganjar. Pilihan paling rasional bagi Nasdem adalah Anes Baswedan.
Tidak ada keputusan atau pilihan politik yang bebas dari risiko. Demikian pula yang dihadapi Nasdem dengan pilihannya yang jatuh kepada Anies.
Menurut Surya Paloh, pasti akan ada yang tidak suka, ada yang dengki, dan bahkan akan ada yang berkhianat. Tetapi, Surya Paloh menegaskan semuanya harus siap dihadapi oleh Nasdem.