Pendidikan

1.497 Lembaga Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta di Sumenep Dapat Bantuan

×

1.497 Lembaga Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta di Sumenep Dapat Bantuan

Sebarkan artikel ini
Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta Tahun 2019
SIMBOLIS: Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim didampingi Kepala Disdik Sumenep, Bambang Irianto menyerahkan Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta Tahun 2019, Selasa (3/12/2019). (Foto R IST/Mata Madura)

matamaduranews.com-SUMENEP-Sebanyak 1.497 lembaga pendidikan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapatkan Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS), Selasa (3/12/2019).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Bambang Irianto mengatakan, sumber dana bantuan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2019.

“Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalokasikan dana bantuan totalnya mencapai Rp 6,4 miliar, dengan sasaran penerima bantuannya sebanyak 1.497 lembaga pendidikan,” ungkapnya.

Bambang berharap, BPPDGS tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik. Supaya kualitas pendidikan di Kabupaten Sumenep semakin maju.

“Mudah-mudahan bantuan ini bisa barokah untuk memajukan pendidikan di masa mendatang,” ujar dia.

Penyerahan BPPDGS secara simbolis kepada penerima di Hotel Utami dilakukan Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim didampingi Kepala Dinas Pendidikan Sumenep.

Pada kesempatan tersebut, Bupati mengajak penerima bantuan agar jangan sekadar melihat besar kecilnya bantuan. Bantuan itu harus dimaknai sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelaku pendidikan di Kabupaten Sumenep.

“Mudah-mudahan bantuan ini, bisa memotivasi para guru untuk ikut serta memajukan dan meningkatkan mutu dan kualitas lembaga pendidikan swasta di Kabupaten Sumenep,” harapnya.

Bupati Busyro juga mengajak penyelenggara pendidikan diniyah untuk bersama-sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bahkan menjadikan sebagai bangsa yang maju.

“Tantangan saat ini seiring perkembangan teknologi dan informasi semakin berat, karena masyarakat sangat mudah mengakses berbagai trans ideologi termasuk aliran-aliran agama,” ungkap Bupati Busyro.

Akibatnya, perpecahan dan permusuhan muncul di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, seluruh elemen pendidikan di Sumenep harus mencegah hal itu agar tidak terjadi perang saudara, dan NKRI tetap berdiri kokoh dengan utuh.

“Ciptakan keutuhan umat dalam kerangka NKRI dan cegah perpecahan di masyarakat supaya NKRI tidak seperti negara-negara di Timur Tengah yang terpecah belah, terjadi perang saudara, bahkan beberapa negara hancur akibat perang saudara seperti di Suriah,” pinta Bupati Busyro.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan

Respon (2)

Komentar ditutup.